Glass Slippers {Part 10}

Prolog | Teaser to Part 1| Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 | Part 7 | Part 8 | Part 9

~Sooyoung POV~
“Aku akan mengajarimu caranya mencintai secara sempurna. Gomawo.”
Aku membalas pelukannya. Menenggelamkan wajahku di bahunya. Hangat. Menenangkan. Jantungku berdetak keras. Baru kali ini aku merasakan hal seperti ini.

~Kyuhyun POV~
Aku melepaskan pelukanku perlahan. Menatap yeoja di depan mataku. Kado ulang tahunku yang ke-23. Kami tersenyum. Ditemani angin musim semi yang menghembuskan tirai pagi itu. Perlahan, aku mendekatkan wajahku padanya. Dan…
Tok..tok…tok…
“Youngie! Kyuhyun! Sarapan!” teriak minho dari depan
Kami tertawa kecil. Dia mengecup pipiku dengan cepat
“Kaja, kita sarapan.”

—————————————–

~Yonghwa POV~
“Jadi, kalian membatalkan perjanjiannya?” tanyaku sambil menyuguhkan kopi pada kyuhyun
Dia tersenyum kecil. Memandang ke arah pemandangan pohon-pohon kota Seoul yang hijau
“Kau tahu hyung. Ini ulang tahun terindah sepanjang hidupku.”
Aku menggeleng kecil dan meminum kopiku
“Lalu bagaimana kelanjutannya?”
“Maksudmu?”
“Keponakanku?”
Dia tidak menjawab apapun. Hanya tersenyum dan meneguk kopinya
“Soal itu, aku akan menunggu sampai dia lulus kuliah. Lagipula, kami masih terlalu muda untuk memiliki seorang anak.”
“Arra.”
“Kau sendiri bagaimana?” tanyanya
“Maksudmu?”
“Haish..jangan pura-pura bodoh. Bagaimana kelanjutan hubunganmu dengan pengunjung cafe  yang sering kau ceritakan itu?”
“Dia sudah jarang kesini, sejak dia kuliah.”
“Kuliah?”
“Ne, dia mengambil fakultas seni. Dan kau tahu, dia berada di kelasmu.”
“MWO? nuguseyo?”
“Seo Joohyun.”
“SEO JOOHYUN?”
“Wae? Kenapa kau sekaget itu?”
“Ah..ani…hanya saja dia agak menyebalkan di kelasku.”
“Menyebalkan?”
“Ne, dia sering tidur padahal tidak mengerti penjelasanku. Seperti tidak niat kuliah.”
“Mungkin..karena dia model.”
“Model?”
“Ne, tapi dia bilang, dia ingin berkuliah. Dan dia jadi jarang ke cafeku sekarang.”
“Ah, kalau begitu, kenapa bukan hyung saja yang datang ke kampus?”
“Ke kampus?”
“Ne, kau bisa kan pura-pura menjengukku dan tidak sengaja bertemu seo joohyun?”
“Hm..ide bagus. Tapi bagaimana kalau dia sudah pulang?”
“Soal itu kau tenang saja. Aku ada ide.”
“Ide?”

—————————————

~Seohyun POV~
Kelas Seni. Tembikar. Bosan. Bosan. Bosan. Kata-kata itu berkumandang di kepalaku. Kalau bukan karena misi, aku sudah mundur. Akhirnya aku memutuskan memainkan cellphoneku selama pelajaran. Setelah pelajaran usai,aku berniat keluar. Tiba-tiba, kyuhyun menahanku
“Kau tinggal di kelas.”
“MWO?”
“Ini hukuman karena kau tidak pernah memperhatikan penjelasanku.”
“Ta…”
“Protes sama dengan gagal ujian. Sama dengan mengulang dan…”
“Arra…arra..”
Aku mengercutkan bibirku dan duduk di kursi

~Yuri POV~
“JINJJA? Jadi akhirnya kau menjawab ya?”
Dia mengangguk. Meminum jusnya
“Kyaaaa!! Chukkhae!!!” ujarku sambil memeluknya
“Yaaa! Kwon Yuri!!”
“Lalu bagaimana reaksinya?”
“Kau mau tahu?”
Aku mengangguk
“Kami hampir berciuman.”
“JINJJA?”
“Tapi.”
“Tapi?”
“Minho mengetuk pintunya. Jadi batal.”
“Aish…namja itu! Kenapa dia selalu merusak kebahagiaan orang lain!”
“Siapa yang merusak kebahagiaan orang lain?” ujar seseorang dengan suara berat
Aku menoleh ke belakang. Menutup mulutku seketika saat melihat siapa yang berdiri di sana. Choi Minho.
“Youngie, bolehkah oppa meminjam temanmu?”
“Boleh.”
“Yaa!”
Minho menarikku seenaknya dari kursi. Aku menatapnya kesal
“Kau mau menculikku kemana lagi hari ini hah!”
“N Tower Seoul”
“MWO?”
~Sooyoung POV~
Sepeninggalnya Yuri, aku mengambil tasku, menuju kelas kyuhyun. Kulihat para mahasiswinya sudah keluar. Kyuhyun masih berada di sana, dengan seorang yeoja di depannya. Yeoja itu…sepertinya aku pernah melihatnya. Dia… MWO? Si yeoja di counter Double M!
“Permisi,” ujar seorang namja di belakangku
“Ah, ne.”
Namja itu memasuki ruangan. Kulihat kyuhyun tersenyum melihat namja itu
“Hyung!” panggil kyuhyun padanya
Aku mengangguk mengerti. Jadi itu hyung kyuhyun yang sering diceritakan yuri. Cho…Yonghwa. Jika aku tidak salah.
“Seohyun ah!” ujar namja itu pada yeoja yang duduk di sana. Aku terdiam sejenak. Kenapa nama itu tidak asing di telingaku
“Youngie! Seohyun ah! Makannya pelan-pelan!”
“Ne appa!”
Aku duduk di kursi. Memegang kepalaku. Terasa agak sakit. Seohyun. Aku tidak mengingat nama itu. Siapa dia, aku tidak tahu. Hanya bayangan-bayangan masa kecil yang terlintas di benakku. Aku menarik nafas dalam. Lupakan, Sooyoung. Lupakan. Aku memasuki kelas itu. Seketika wajah itu tersenyum
“Annyeong chagi,” sapa kyuhyun
Seketika yeoja bernama seohyun itu menoleh. begitu pula namja bernama yonghwa. Kyuhyun merangkul pinggangku dengan cepat
“Hyung, ini Cho Sooyoungku,” ujarnya sambil tersenyum
“Annyeonghaseyo, joneun cho sooyoung imnida.”
“Annyeonghaseyo, joneun cho yonghwa imnida.”
Aku menengok ke arah yeoja bernama seohyun itu.
~Seohyun POV~
Cho Sooyoung. Entah kenapa tatapannya tidak asing untukku. Matanya…mata bulat dan bening itu sama persis dengan mata youngie, saudara kembarku.
“Hahahaha, kalau begini, aku tidak heran kyuhyun bertobat. Kyuhyun ah! Kau harus menjaganya baik-baik. Kau sangat beruntung memiliki istri secantik ini!” ujar yonghwa, hyungnya
“Ne, hyung. Itu pasti.”
Aku terus memandang ke arah yeoja tinggi itu. Begitu kuperhatikan dari dekat, entah kenapa dia tidak asing di mataku.
“Jogiyo,” ujarnya padaku
“Ne?”
“Kenapa…kau belum pulang?”
Kyuhyun membisikkan sesuatu padanya. Pasti dia mengejekku. Aku mengenduskan nafas kesal
“Haish..kalian memang partner in crime,” ujar yeoja itu padanya
Dia duduk di depanku. Memandangi hasil karyaku yang mungkin tergolong aneh
“Kau terlalu menekannya, makanya vasnya tidak terbentuk.”
“Ne?”
“Biar kucontohkan.”
Dia memutar meja itu dengan cepat. Layaknya pro, membentuk vas itu menjadi sebuah mahakarya. Aku tercengang melihatnya. Wajahnya tampak tenang. Senyumannya benar-benar tidak asing bagiku.
“Kau mengerti?” tanyanya
Aku menggelengkan kepalaku. Kulihat dia tersenyum. Reaksi di luar dugaanku
“Kalau begitu, rasakan dengan tanganmu.”
Dia memegang tanganku sambil memutar keramik itu. Menggerakkan tanganku sesuai irama tangannya yang lembut. Dan aku berhasil membentuk sesuatu dari tanganku. Yang meskipun digerakkan olehnya. Aku baru merasakan sebuah hal. Membuat keramik ternyata menyenangkan kalau kau bisa.
“Kau mengerti?”
Aku mengangguk
“Gomawo, sonsaeng.”
“Itu bukan karenaku. Itu karena kau yang pintar.”
Aku tersenyum kecil. Kata-katanya..persis dengan kata-kata yang selalu diucapkan youngie saat aku memuji kalau dia pintar mengajar seperti seorang sonsaengnim. Dia selalu bilang, aku yang pintar.
“Ah ya..namamu siapa?”
“Seo Joohyun.”
“Joneun Cho Sooyoung imnida. Mannaseo panggapseumnida seohyunssi. Aku pamit dulu. Annyeong.”
“Ne, annyeong.”
Aku tersenyum menatapnya menjauh. Seketika terbesit sesuatu dalam benakku. Aku…tidak tega menyakiti orang sebaik itu. Karena dia..mengingatkanku pada sooyoung, kembaranku.

—————————————————

~Kyuhyun POV~
“Yang tadi itu..hyungmu?” tanyanya sambil memberikan secangkir teh untukku
“Ne. Kau pasti sudah tahu dari Yuri.”
“Kenapa…appamu tidak pernah mengatakannya?”
Aku meneguk teh itu perlahan. Memandang ke arah kota Seoul saat malam musim semi. Hari dimana persisnya eomma meninggal dunia..
“Appa merasa hyung adalah penyebab kematian eomma.”
“Ne?”
“Kau tahu sendiri kan. Appaku seorang pembuat tembikar profesional. Namanya dikenal internasional. Dan beliau ingin yonghwa hyung melanjutkannya. Tetapi yonghwa hyung kalah di pertandingan nasional dan mengatakan kalau dia ingin menjadi penyanyi. Hyung pergi dari rumah karena keinginannya ditentang. Sejak itulah, appa dan eomma banyak bertengkar. Eomma akhirnya meninggal karena stress dan penyakitnya. Sedangkan yonghwa hyung pulang di saat eomma telah tiada. Appa merasa frustasi dan mencoretnya dari daftar keluarga. Sejak itulah, aku menggantikan posisinya.”
“Hidup ini tidak terprediksi.”
“Kau benar. Awalnya aku ikut menyalahkan yonghwa hyung atas hal ini. Tapi seiring berjalannya waktu, aku sadar kalau tidak ada di dunia ini yang bersifat abadi. Maka yang bisa kau lakukan hanyalah memanfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin. Kematian tidak ditentukan manusia dan itu adalah hal yang wajar. Oleh karena itu….”
“Karena itu…?”
“Aku memiliki banyak ‘things to do before I die’ list. Dan kita harus melakukan beribu kegiatan itu bersama.”
Aku mengambil diary di meja. Tersenyum ke arahnya sambil menulis beberapa hal. Yang jelas, keliling dunia

————————————————-

~Seohyun POV~
Aku merobek kalender. Tersenyum kecil sambil berbisik dalam hatiku
“Selamat ulang tahun, youngie.”
Sepuluh Februari. Tepat di hari ulang tahun kami. Dan aku masih belum bisa menemukannya. Aku memejamkan mataku sambil membuat permohonan. Meniup kue ulang tahun sendirian. Dan harapanku selalu sama. Aku ingin bertemu lagi denganmu, youngie

~Sooyoung POV~
“Irreona..” suara itu terdengar sangat lembut di telingaku
“Hm…”
Aku menarik selimutku. Masih memejamkan mata. Belum ingin beranjak dari tempat tidur yang nyaman.
“Bangun atau kucium?” kali ini suara itu terdengar manja di telingaku. Aku duduk sambil mengusap mata. Tiba-tiba kudengar suara
“Saengil chukkhamnida. Saengil chukkhamnida! Saranghae uri youngie~ Saengil chukkhahamnida!”
Cup. Kecupan singkat itu membangunkanku. Tanpa bisa memprotesnya sama sekali. Kulihat dia tersenyum. Haish.. senyuman itu memang paling ampuh untuk mendiamkan seseorang
“Make a wish.”
Aku memejamkan mataku. Membuat permohonanku lalu meniupnya. Dan..
“Kau terlihat lebih manis dengan krim,” ujarnya sambil mencoret-coret mukaku dengan krim
“YAAA!! Cho Kyuhyun!!!”

—————————————————

~Yonghwa POV~
Aku menarik nafas dalam. Hari ini adalah hari ulang tahun seohyun. Itu yang kutahu. Itupun karena member cardnya di cafeku. Aku menunggu kedatangannya daritadi. Tapi dia tak kunjung datang
“Sajangnim,” panggil yuri
“Ne?”
“Apa kue itu pesanan kyuhyun?”
“Ani. Waeyo?”
“Ah.. gwaenchanhayo. Aku hanya menebak saja. Karena hari ini adalah hari ulang tahun sooyoung.”
“Jinjjayo?”
“Ne.”
Aku tersenyum kecil. Seandainya aku bersama dengan seohyun, maka ulang tahun istri dan adik iparku sama. Aish.. apa yang kupikirkan..

~Seohyun POV~
Di kelas. Itulah posisiku sekarang. Bosan dengan pelajaran tembikar yang dibawakan oleh dosen Park. Entah apa alasan namja bernama cho kyuhyun itu untuk tidak masuk. Haish.. menyebalkan

——————————————-

~Sooyoung POV~
“Apa aku sudah boleh membuka mata sekarang?”
“Ani. Belum!”
“Sebenarnya kita dimana? Kenapa anginnya kencang?”
“Sebentar lagi kita sampai.”
Aku terus berjalan mengikutinya. Hingga akhirnya dia melepaskan tangannya yang menutupi mataku
“Kau boleh melihatnya sekarang.”
Aku membuka mataku perlahan. Tercengang melihat pemandangan pantai di depan
“Kau menyukainya?”
Aku mengangguk
“Gomawo.”
“Kaja! Kita harus menangkap ikan untuk makan siang!”
“MWO? Kau serius?”
“Ne! Tidak dapat ikan berarti tidak makan!”
“Yaaa! Yang benar saja! Mana mungkin kita bisa mendapatkan ikan disini! Kecuali kau mau naik perahu ke tengah laut!”
“Hahahahahahaha. Yaa! Aku hanya bercanda.”
Aku menggembungkan pipiku. Dia malah berjongkok sambil memegang bebatuan dan air lautnya
a“Dingin,” ujarnya
Aku ikut berjongkok di sebelahnya sambil memegang air
“Ne. Tapi menyejukkan.”
Dia menarikku ke arah tepian. Membuatku terheran dengan sikapnya. Tiba-tiba….
Byur! Dia menceburkanku
“Yaaa! Cho Kyuhyun! Kubalas kau!”
“Hahahahahahahha! Coba saja kalau bisa!”
“Yaaa!!”

~Kyuhyun POV~
Sunset. Aku tidak pernah tahu dia seindah itu. Kami duduk di tepi laut. Menyelimuti diri kami yang basah karena air laut dengan handuk. Dia menulis-nulis di pasir. Sedangkan aku menggambar hati di luar tulisan itu. Kyuyoung

~Seohyun POV~
Aku meminum wine itu. Bar sangat berisik dan memusingkan.Sama pusingnya dengan merayakan ulang tahun sendirian. Entah siapa yang mengingatnya.

~Sooyoung POV~
“Hari ini, kami bermain di pantai. Dia menceburkanku ke air laut! Setelah membalas dendam, kami duduk di pinggir pantai sambil memandang sunset. Hari ulang tahun terbaik.”
Aku menempelkan foto polaroid itu disana. Beserta tulisan kyuyoung dengan garis berbentuk hati sebagai framenya. Tiba-tiba kyuhyun merebutnya dan menulis sesuatu di bagian bawahnya
“Hari ini, aku bolos mengajar karena harus menjadi perias cho sooyoung dengan krim. Setelah itu, kami pergi ke pantai. sepertinya dia tidak menduga surprise ini. Aku memang hebat. Apalagi di bagian menceburkannya.”
Aku mengercutkan bibirku
“Kau menghancurkan tulisan manis di halamannya.”
“Dan dia bilang, aku menghancurkan tulisan manis di halaman ini,” tulisnya di bagian bawah

——————————————–

~Yonghwa POV~
Aku melihat ke arah jam dinding. Pukul 10 malam. Sepertinya dia tidak datang. Mungkin..dia merayakan ulang tahun bersama chingunya? Atau keluarganya? Entahlah. Aku menghela nafas. Kenapa aku berpikir dia akan kemari? Aku membalik tulisan open menjadi close. Aku kembali ke dalam. Melihat kue yang ada di kulkas itu. Bertuliskan happy birthday seohyun. Mungkin..besok dia akan datang. Klinting.. kudengar suara itu berbunyi dari pintu
“Maaf kami sudah tu…seohyun?”
Dia duduk di kursi kesukaannya. Menyandarkan kepala di sana. Aku mendekatinya.
“Kau..mabuk?”
“Yonghwassi.. kalau aku mati, siapa yang akan mengurusnya?”
“Kau…yaa! Kenapa kau berbicara seperti itu!”
“Hiks…”
Aku terdiam. Dia memelukku. Menangis di pundakku
“Aku tidak punya siapa-siapa yonghwa. Hanya youngie yang kupunya.”
“Youngie?”
“Tapi dia entah ada dimana. Kami terpisah saat masih berusia 5 tahun. wajahnya berubah jauh. aku yakin itu. dan dia tidak mengenaliku. Tapi kenapa dia tidak mencariku? Apa dia masih hidup? Atau dia melupakanku? Aku kesal yonghwa!”
“Seo…”
Dia tertidur di pelukanku. Deg..deg.. jantungku berdetak tanpa ritme yang baik. Aku mengusap kepalanya perlahan
“Saranghae, seohyun ah.”

——————————————-

~Seohyun POV~
Matahari menembus jendela. Aku terjaga dari tidurku. Kepalaku pusing.
“Kau sudah bangun?” tanya seseorang dari arah dapur. Aku menoleh ke sana. Kaget melihat yonghwa ada di sana
“Kau..”
“Semalam kau mabuk dan pergi ke cafe ini.”
Aku mengingatnya kembali. Ah..ya.. aku memang mabuk semalam. Tapi..kenapa aku kesini?
“Mianhae..”
Dia menaruh segelas susu dan air putih di meja sebelahku
“Minumlah untuk menetralkan alkoholnya.”
Aku meminumnya perlahan. Sementara dia menyajikan bubur untukku.
“Mianhae..aku merepotkanmu.”
“Gwaenchanha.”
Dia kembali ke dapur. Tak lama kemudian, dia membawakan sebuah kue untukku
“Mungkin..telat sehari. Tapi kurasa masih bisa berlaku.”
Aku tercengang melihat kue itu. Kue tart tiramisu kecil yang manis. Bertuliskan happy birthday seohyun. Ada satu lilin kecil disana
“Saengil chukkhamnida. Saengil chukkhamnida! Saranghae uri seohyunie, saengil chukkhamnida!”
Tes.. entah kenapa setetes air mata jatuh dari pelupuk mataku
“Yaa! Kenapa kau menangis?”
“Aku… bahkan selama bertahun-tahun, tidak ada yang merayakan ulang tahunku..sejak aku terpisah dari saudara kembarku. Aku… gomawo yonghwa ssi..jeongmal gomawo..”
“Ne, cheonmanaeyo. Make a wish.”
“Aku..sudah meniup kue kemarin. Sendiri.”
“Baiklah. Kalau begitu kita tiup berdua. Hana..dul..set!”
Kami meniupnya berdua. Kulihat dia bertepuk tangan dan mengeluarkan sebuah kotak
“Ini apa?”
“Buka saja, mudah-mudahan kau menyukainya.”
Aku membukanya. Kulihat ada sebuah gelang berwarna merah muda disana
“Gelang itu akan menghantarmu menemukan cinta sejatimu.”
Aku terdiam mendengarnya
“Itu..memang tahayul. Tapi kurasa itu manis untukmu.”
Aku tersenyum dan memakainya. “Gomawo, yonghwassi.”
“Panggil aku oppa saja. Rasanya..terlalu formal dengan kata ssi.”
“Ne, oppa.”

~Yonghwa POV~
“Ne, oppa.”
Aku tersenyum mendengar kata-kata itu. Senyumannya. Dan wajah tenangnya. Aku kembali ke dapur dan menyiapkan kopi. Tiba-tiba kudengar dia berkata
“Oppa, apa kau keberatan jika aku membantumu di cafe hari ini saja?”
“Ani.”

~Yuri POV~
Aku memasuki cafe tempatku bekerja sambilan. Tercengang melihat yeoja itu–sang pelanggan setia menghidangkan menu pada pelanggan
“Dia magang sehari disini,” ujar yonghwa sajangnim yang membuatku tenang
Kukira aku dipecat. Setelah mengganti pakaian, aku berdiri di kasir. Memperhatikan gerak-gerik yeoja yang berdiri di sebelahku kini. Dia menoleh ke arahku, seperti sadar kuperhatikan. Kulihat dia tersenyum
“Annyeonghaseyo yurissi.”
“Ne, annyeonghaseyo…seohyunssi.”
Aku kembali ke pekerjaanku. Tiba-tiba dia memberiku sepotong kue
“Ini untukmu,” ujarnya
Aku melihat kue itu. Itu…bukankah itu kue yang disiapkan sajangnim kemarin? Ah..sekarang aku mengerti

~Seohyun POV~
“Kau..yeojachingu sajangnim?”
“..n…e?”
“Ah..aku hanya bertanya. mianhamnida. Karena..kemarin sajangnim menunggumu seharian.”
Aku terdiam mendengarnya. dia…menungguku seharian?
“Jinjjayo?”
“Ne. Aku bahkan mengira kue itu dipesan oleh adiknya.”
“Adiknya? maksudmu..Cho Kyuhyun?”
“Ne. Karena Sooyoung, istrinya berulang tahun kemarin.”
Seketika aku terdiam. Baik. Sekarang aku menemukan keanehan lagi. Cho Sooyoung–ulang tahunnya sama denganku.
“Hei,” ujarnya yang membuyarkan lamunanku
“Ne?”
“Saengil chukkhae.”
“Gomawo.”
“Kuemu enak,” ujarnya sambil memakan kue itu
“Semua kue dan minuman buatan yonghwa memang terjamin enak.”
“Kau benar.”
“Seohyunssi,” kudengar yonghwa memanggilku
“Sebentar ya.”
Aku pergi ke arahnya. Kulihat dia sudah siap dengan beberapa peralatan
“Ada apa?”
“Aku ingin mengajarimu cara membuat latte art.”
“JINJJA?”
Dia mengangguk
“Waa!!! Gomawo.”
“Ne.”
“Bagaimana caranya?”
“Perhatikan caranya.”
“Ne.”
Dia memegang kedua tanganku. Kemudian menggerakkannya secara bersamaan hingga membentuk sebuah motif gandum. Sangat cantik. Deg. Entah kenapa aku merasa jantungku berdetak keras. Apa…aku terlalu banyak minum kopi?
“Coba rasanya,” ujarnya
Aku mencobanya. Manis tapi tidak berlebihan
“Bagaimana?”
“Sempurna. Ini enak.”
“Ne, sampai kau membuat kumis.”
“Ne?”
Dia mengambil tissue dan membersihkan mulutku. Membuatku terdiam melihat wajahnya dari dekat. Kalau dilihat-lihat..sejujurnya dia sangat cool

——————————————-

~Minho POV~
“Bisakah kau jelaskan padaku. Foto-foto apa ini?” ujar eomma sambil melempar foto-foto itu padaku. Aku hanya diam. Tidak mempedulikannya
“Choi Minho. Aku mempercayakanmu ke Korea bukan untuk mencari gadis lain. Ingat. Kau sudah kujodohkan dengan choi sulli dan..”
“Bagaimana kalau aku menolak?”
“Mwo? kau bergurau. Apa hebatnya gadis ini dibanding sulli hah!”
“Dia berbeda eomma. Dia bukan yeoja matrealistis seperti yeoja lainnya. Dia..”
PLAK! Aku memegang pipiku yang memanas
“Kau gila hah! Jelas-jelas dia memanfaatkanmu untuk keluarganya!”
“EOMMA!”
“Jangan temui dia lagi! Atau kau akan menyesal!”

~Yuri POV~
Aku berdiri di cafe. Sesekali menatap ke arah cincin di tanganku. Cincin plastik yang dengan bodohnya tidak bisa kulepaskan
Flashback
“Yaaa! Kau mau membawaku kemana lagi? Ini sudah ke lima belas kalinya kau menculikku tanpa izin!”
“Kau tahu dimana pasar rakyat?”
“Ne?”
“Aku melihatnya di koran. Aku ingin ke sana.”
“Kau?”
“Ne. Memangnya kenapa?”
Aku tercengang. Tidak menyangka namja ini ingin pergi ke tempat seperti itu
“Hei,” ujarnya yang membuyarkan lamunanku
“Ne. Aku akan menunjukkan jalannya
Sesampainya kami di sana, kami berputar-putar. Makan ramen di pinggir jalan. Tapi dia menyukainya. Entah kenapa, ada sebagian dari diriku yang menyukai sisi lain tersebut. Dan hanya aku yang mengetahuinya.
“Ah ya! Couple ring,” ujarnya tiba-tiba
“Ne?”
Dia menarikku ke arah sebuah toko. Memasangkan sebuah cincin plastik ke jariku
“Suatu saat nanti, aku akan memasangkan yang asli disini.”
“Ne?”
“Pokoknya kau tidak boleh melepaskannya sampai aku mendapatkan yang asli.”
Flashback End
Kalau diingat-ingat. Sejujurnya sikap pemaksanya adalah kelebihannya. Yang membuat orang lain merindukannya. Dan.. klinting..kulihat dia berdiri di depanku sekarang. Apa aku berimajinasi? Apa aku terlalu merindukannya sampai berhalusinasi? Sret. Namja itu menarikku. Cepat. Kali ini bukan halusinasi
“Yaa! Kau mau membawaku kemana lagi kali ini!”

—————————————————-

~Kyuhyun POV~
“Hoaaaam,” dia menguap. Tapi masih berkutat dengan paper projectnya
“Kalau mengantuk, jangan memaksakan diri.”
Dia hanya tersenyum kecil dan melanjutkan pekerjaannya
“Gwaenchanha. Sedikit lagi selesai.”
Aku menarik kursi dan duduk di sampingnya. Mengoreksinya. Belum ada kesalahan. Aku menaruh daguku manja di bahunya. Dia mengecup pelipisku dengan manis

———————————————–

~Taecyeon POV~
Aku tersenyum sinis melihat foto-foto seohyun. Jadi dia terfokus pada apa sekarang? Misinya seakan dia tinggalkan. Seo Joohyun. Jangan kau pikir aku mempercayaimu begitu saja. Aku mengutus anak buah untuk mengamati gerak-gerikmu. Ternyata kau menyimpang dari rencanaku
“Bagaimana sajangnim?”
Aku mengambil korek api dan membakar foto itu. Membuangnya ke tempat sampah
“Tetap awasi gerak-geriknya. Dan jangan sampai ketahuan.”
“Algesseumnida.”
Seo Joohyun. Tidak akan kubiarkan kau menggagalkan rencanaku

~Seohyun POV~
“Jadi..tugasmu sekarang adalah menghancurkannya. Itu hal yang mudah bukan?”
Aku terdiam. Tidak berkata apapun. Jangankan misi. Pikiran-pikiran itu masih menggangguku. Cho Sooyoung. Bagaimana dia tersenyum, mengajar, berbicara, matanya, dan bahkan tanggal lahirnya. Kenapa semuanya sangat mirip dengan kembaranku, Seo Sooyoung? Apa mereka adalah orang yang sama? Aku tidak mengerti. Ini semua absurd.
“Seohyun?”
Jangan lakukan. Itulah yang dikatakan hatiku. Sedangkan otakku terus berpikir
“Tugasmu tinggal menghancurkan dia. Kau rebut cho kyuhyun. Ambil informasi mengenainya dari cho yonghwa.”
Tidak. Aku tidak bisa memanfaatkan yonghwa oppa untuk misi busuk ini. Aku tidak mau. Aku sudah nyaman dengan hubungan ini. Dan…aku tidak ingin menghancurkannya.
“Seohyun..?”
“Mianhamnida…aku tidak bisa melanjutkan misi ini.”
“Kau..”
“Sajangnim. Selama ini Anda memang panutan saya. Orang yang membesarkan saya. Tapi saya sudah lelah dengan misi ini. Saya lelah menjadi penguntit, penghancur, perusak, dan bahkan pengkhianat. Saya tidak bisa menyakiti siapapun lagi.”
“Tapi kau berkhianat padaku sekarang.”
“Jeongmal mianhamnida. Tapi saya tidak bisa lagi mengikuti kelas keramik yang tidak saya sukai, menjadi pembohong untuk mendapatkan informasi, dan saya tidak bisa menyakiti mereka. Mereka orang-orang yang terlalu baik untuk disakiti. Saya sendiri tidak mengerti. Mengapa sajangnim membenci mereka? Mereka..”
PLAK! Kurasakan pipiku ditampar olehnya
“Kau benar-benar tidak tahu balas budi. Aku membesarkanmu sejak kecil. Jika bukan karenaku, mungkin organmu sudah dijual ke luar negeri oleh bisnis ilegal!”

~Taecyeon POV~
“Ne, saya tidak akan melupakan itu. Tapi balas budi saya selama ini, dengan sepuluh perusahaan sudah lebih dari cukup.”
“Kau benar-benar..”
“Permisi. Mulai hari ini, saya mengundurkan diri.”
“Oh…itu maumu?”
Aku tersenyum melihat dua orang itu sudah berdiri di belakangnya. Siap dengan sebuah pemukul. Aku menjentikkan jariku dan buk! Mereka memukulnya hingga pingsan.
“Bawa dia ke ruang rahasia.”

——————————————————

~Kyuhyun POV~
“a…h…”
Aku menoleh ke arah dapur. Kulihat dia memegang jarinya
“Gwaenchanha?”
“Ne. Aku hanya tergores pisau.”
“Aish…lain kali kau harus lebih berhati-hati.”
“Ne. Aku tahu.”
Aku mengobati lukanya. Tiba-tiba dia berkata
“Entah kenapa perasaanku buruk.”
“Waeyo?”
“Mollayo.”

~Seohyun POV~
“Ah…”
Aku mengerjapkan mataku. Ruangan ini gelap. Hanya satu sinar yang menyinariku. Aku mencoba bergerak. Tapi kaki dan tanganku diikat ke kursi
“Wah, wah. Lihat siapa yang sudah sadar,” sajangnim ada di sana
“APA MAUMU!” ujarku
“MAUKU? Dia bertanya apa mauku.”
“Hahahhahahaa,”dua orang di sebelahnya tertawa
Dia menahan daguku. Baik. Aku takut sekarang
“Kau mau tahu..kabar menarik?”
Aku hanya diam
“Baiklah Seo Joohyun. Aku akan memberimu sedikit informasi mengenai Seo Sooyoung.”
Seketika aku terdiam. Kulihat dia menyeringai
“Pilihan yang tepat untuk tidak menyakiti saudara kembarmu sendiri.”
Seketika aku terdiam. Seo Sooyoung…Dan…Cho Sooyoung..mereka…
“Cho Sooyoung…”
“Tepat. Dia saudara kembarmu. Tapi kurasa…ada sesuatu faktor keberuntungan yang membuatnya ditemukan harabeoji kalian, menikah dengan seorang cho kyuhyun, dan menjadi seorang elite.”
Seketika aku terdiam. Air mataku menetes
“Sepertinya…dia melupakanmu karena sebuah kecelakaan yang membuatnya amnesia.”
Aku menatap ke arahnya
“KENAPA KAU MELAKUKAN HAL INI PADA KAMI!”
“KARENA KALIAN HARUS MEMBAYAR PERBUATAN BUMONIM KALIAN!”
Aku tercengang. Bumonim? Apa hubungannya?
“Eommamu, meninggalkanku dalam pernikahan kami. Membuatku malu di hadapan berjuta hadirin untuk appamu. Dan. Aku. Adalah orang yang membunuh appamu.”
“IBLIS!”
“TERSERAH! Yang jelas, aku tidak akan membiarkan dia bahagia! Berikut anak-anaknya! Dan saat aku ingin mengambil kalian, seorang namja gila menculikmu dan harabeojimu menemukan sooyoung sebelum aku menemukannya. Jadi aku menyusun strategi ini sejak lama. Menarik bukan?”
“KAU GILA!”
“MEMANG! Tapi aku tidak akan membiarkan dia tertawa di luar sana!”
“JIKA KAU INGIN MEMBALAS DENDAM, JANGAN LIBATKAN YOUNGIE!”
“ITU ATURANMU, BUKAN ATURANKU! Tapi kau tenang saja, seohyun. Kau aman sampai kau mendengar berita dukacitanya.”
BUK! Dia keluar dan membanting pintu
“KAU IBLIS! SETAN! TIDAK MANUSIAWI!”
Aku meneteskan air mataku. Mencoba melepaskan diri. Youngie… aku takut

——————————TBC—————————–

90 thoughts on “Glass Slippers {Part 10}

  1. aahhhhhhhhhhh,,,,,,,,akhirnya seo tau klo soo itu kembarannya,,,,tpi itu i taecyeon nyebelin bgt sih????? yonghwa selamaten seo dong,,, dan jangan sampe si taecyeon nyakitin soo,,,,,,

  2. disaat kyu udh bersatu sama soo & mulai menikmati manis2nya hubungan, skrg malah seo yg jd terperangkap taec -__-” udh gitu kyknya hubungan minyul bakalan sama sulitnya kyk cast utama BBF ToT

  3. Kya…!!,kyuyoung mkin so sweet aja..:)
    Untng seo gk jdi ngpa2in soo unnie ma kyuppa..,tpi ttp ja msih blum tnang..,msih da taecyeoun oppa..
    Daebak thor..!!,dtnggu ne klnjtn’a..??

  4. Aigooo Seohyun udah tau kalo Sooen sodara kembarnya yang hilang, tinggal nunggu baktu buat Sooeon buat tau juga. Taecyeon cepet mati aja :p hehehe ._.V
    Kyuyoung tambah romantis, Yongseo juga dah banyak moment and sweet pula. Thanks thor :D
    Minyul malahan mulai ada masalah.

    Next author, cepet dipost ya.. FIGHTING!! ^^9

  5. ahh kasian seo nya, jahat benar itu taecyeon
    semoga yongwa oppa bisa cepat nolong seo,
    dan akhirnya seo tau kalo soo eonnie kembarannya, untung dia belum ngejalanin misinya,
    d tunggu lanjutannya :)

  6. Aduduuh.. Taecyeon kejem bgt!
    Smoga kyu terus ada di samping sooyoung.
    Biar ga ada nyelakain soo..
    Dan smoga aja seo cepet lolos!
    Yeonghwa-Kyuhyun lindungin yeojamu masing2
    lanjut ya :-D

  7. Makin seru..
    Konflik ny tambah byk..
    Seo udah tau klo soo kembaran ny..
    Jadi itu alas7 taecyeon balas dendam ke soo?
    Karna org tua mreka..
    Moga soo ingatannya pulih..
    Tapi siapa yg akan nolong seo?

Leave a reply to hipomutzs Cancel reply