Glass Slippers {Part 12-End}

Prolog | Teaser to Part 1| Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 | Part 7 | Part 8 | Part 9 | Part 10 | Part 11

~Seohyun POV~
BRUK! Pintu itu dibuka dengan keras. Aku tercengang melihat taecyeon sajangnim di sana. Dia langsung menaruh pistol di sebelah kepalaku
“Hmphh..”
“Diam atau kau mati.”
Keringat dinginku mengucur dengan deras. Dia menarikku keluar penyekapannya. Di sana sudah ada banyak polisi
“Lepaskan senjata kalian! Atau gadis ini mati!”
Air mataku menetes. Aku sangat ketakutan sekarang. Pada akhirnya,sajangnim pasti membunuhku. BUK! Kudengar suara keras itu menghantam kepala sajangnim. Dia pingsan seketika. Orang itu langsung memelukku dengan sangat erat
“Seohyun ah..”
“Yonghwa….oppa…?”
“Gwaenchanha? Apa dia menyakitimu?”
Aku hanya menangis dalam pelukannya. Akhirnya aku selamat

————————————————-

~Kyuhyun POV~
Hari sudah pagi. Aku berada di ruang tembikarku. Memandang jendela. Hanya itu yang bisa kulakukan. Daun-daun kota Seoul mulai berguguran. Sedikit demi sedikit. Remuk. Kering sepertiku. Aku menyentuh karya lamaku dengan tangan kiri. Bodoh. Aku tidak setegar keramik ini. Aku menatap tangan kananku. Aku berusaha mengepalkannya. Aku sangat membenci diriku sekarang. Tanpa tangan kananku, bagaimana caranya aku berkarya? Bagaimana caranya aku hidup dan berguna? Dia seperti pajangan. Ada tetapi tidak bisa digunakan. Tidak berguna. Tes. Aku memejamkan mataku. Membiarkan tiap kebencian itu mengalir dalam sel-sel darahku. Tiba-tiba kurasakan sentuhan lembut yang mengusapnya. Aku membuka mataku perlahan. Youngie di sana. Tersenyum pahit. Sama sepertiku.
“Aku benar-benar lemah sekarang.”
Dia menggeleng pelan “Aniyo.”
“Aku..tidak tahu apa yang bisa kulakukan untukmu sekarang. Aku merasa tidak berguna. Aku..”
“Ssst…”
Aku terdiam melihatnya. Dia memegang tangan kananku perlahan. Mengusapnya dengan sangat lembut. Dia menarik tangan kiriku perlahan. Membuatku mengikutinya ke meja putar itu. Tempat keramik akan dibentuk. Dia menaruh tangan kiriku di sana
“Kau pasti bisa,” ujarnya
“Ani. Tidak ada pengrajin tembikar yang berkarya hanya dengan sebuah tangan.”
“Aku akan menjadi tangan kananmu.”
“Youngie..”
Dia tersenyum menatapku. Mengecup mataku perlahan
“Kita bersama bukan karena kesempurnaan. Tapi karena kita melengkapi ketidaksempurnaannya. Ini hanya masalah waktu, chagi.”
Aku tersenyum padanya. Tuhan. Bagaimana bisa aku memiliki seorang istri yang serupa malaikat? Dia memutar mejanya perlahan. Membiarkan tangan kanannya bergerak seirama dengan tangan kiriku. Jari-jari lentik itu bergerak pelan dan teliti
“kau sudah mahir sekarang.”
“aku belajar darimu.”

——————————————–

~Seohyun POV~
Setelah mengungkap semua fakta, sekarang aku berada di cafe milik yonghwa. Meminum secangkir susu panas. Akhirnya aku bisa menghirup hawa kebebasan.
“Mianhae…aku membuatmu menunggu lama.”
“Ne?”
“Aku…mencarimu kemana-mana. Tapi kau menghilang secara misterius. Bahkan dari kampus.”
“Kenapa kau mengkhawatirkanku?” tanyaku
“Aku…”
Deg..deg..entah kenapa jantungku berdetak kencang.sepertinya aku salah bertanya
“Itu..lupakan sa..”
“Ani. Aku akan menjawabnya.”
Aku menatapnya. Kulihat matanya tampak serius”Seo Joohyun. Saranghae.”
Aku terdiam mendengarnya. Jujur, dalam lubuk hatiku, rasanya semuanya meloncat karena senang. Tapi.. tunggu. Jika aku adalah saudara kembar youngie, dan dia adalah hyung kyuhyun, bukankah seharusnya kami tidak boleh bersama? Tapi aku tidak bisa memungkiri perasaanku. Jujur, aku juga mencintainya
“Ah…mianhae.Aku membuatmu kaget. Jika kau keberatan…lu..”
“Nado saranghae.”
“N…ne?”
“Nado saranghae oppa.”
Dan kata-kata itu berarti aku telah memutuskan. Rahasia itu akan menjadi milikku saja. Selamanya.

————————————–

~Sooyoung POV~
Hari minggu jam 7 pagi. Aku terbangun dari tidurku karena sesuatu mendorongku untuk memuntahkan segala isi perutku di kamar mandi. Hasilnya, yang keluar hanyalah enzim dan air. Rasanya sangat menyiksa. Aku tidak mengerti. Setahuku, aku tidak pernah mengidap morning sickness.
Tok..tok…tok… kudengar pintu kamar mandi diketuk
“Youngie gwaenchanha?”
“Nae gwaenchanha.”

——————————————–

~Kyuhyun POV~
“Kau harus makan meski sedikit,” bujukku padanya
“Shireo. Perutku mual.”
“Sedikit saja.”
“Hmph..” dia menarik selimutnya
“Kau mau dipanggilkan dokter?”
Dia mengangguk
“Arra.”

——————————–

~Minho POV~
“Minho jebal..pulanglah. Eomma merindukanmu.”
“Aku sudah bilang pada eomma. Aku baru akan pulang jika eomma sudah menyetujuiku dengan yuri.”
“Tapi minho. Memang apa kurangnya Sulli?”
“Dia tidak memiliki perhatianku, perasaanku, dan pikiranku.”
“Min.yeoja itu benar-benar mengubahmu.”
“Aku tidak berubah eomma, aku hanya ingin eomma menyetujui pilihanku. Apa itu salah?”
“Baiklah, min.”
“Maksud eomma?”
“Pulanglah. Bersama Yuri.”
“JINJJAYO?!”
“Kau sesenang itu?”
“Gomawo eomma! Saranghae!”
Klik. Aku mematikan cellphoneku
“CHAGI!!! CHAGI!!!”

————————————–

~Kyuhyun POV~
“Bagaimana, sonsaengnim?” tanyaku
“Itu mual yang wajar. Beberapa orang mengalaminya. Pastikan dia banyak istirahat dan tidak stress. Saya memberikan resep untuk vitamin dan kalsium. Diminum 2 kali sehari.”
“Jadi..sakitnya?”tanya harabeoji
“Ah..chukkhae. Keluarga ini akan kedatangan penghuni baru.”
Aku berpikir sejenak. Mencerna kata-kata itu. Aku langsung tersenyum begitu menyadari maksudnya
“Gamsamida sonsaengnim.”
“Ne. Chukkhae, kau akan menjadi seorang appa.”
Aku berlari ke kamarnya. Memeluk yeojaku dan menyandarkan kepalaku di bahunya. Ingin sekali aku menggendong dan memutarnya jika aku bisa.
“Waeyo?” tanyanya
“Kita akan menjadi bumonim!”
“MWO?”

———————————————

~Kyuhyun POV~
Sekarang aku berada di kamarku. Tersenyum melihat matanya terpejam. Aku menaruh tangan kiriku di perutnya. Bagaimana bisa ada satu kehidupan disini? Tok.tok..tok.. Kudengar pintu kamar kami diketuk. Aku menyelimutinya lalu berjalan perlahan ke pintu. Membukanya tanpa suara. Harabeoji disana
“Kyu ah..aku perlu bicara denganmu.”
Aku mengikutinya ke ruang tengah. Jantungku berdetak kencang. Seperti seorang terdakwa yang akan disidang. Baru pertama kali harabeoji berkata dengan sangat serius. Kami duduk di sana. Hanya berdua. Harabeoji menarik nafas dalam
“Mianhamnida jika aku menyinggung perasaanmu. Tetapi aku harus menasehatimu tentang beberapa hal.”
Aku menatapnya. Siap mendengar perkataannya
“Menjadi orang tua di usia muda memang tidak mudah. Tetapi itulah yang harus kau jalani dengan penuh tanggung jawab.”
“Ne.”
“Sebagai seorang nampyeon dan calon appa, ada beberapa hal yang perlu kau perhatikan. pertama ialah mengenai istrimu yang sebentar lagi akan menjadi lebih sensitif dan emosional selama masa kehamilannya. kedua ialah mengenai calon anakmu. Kau harus memikirkan masa depan keluargamu.”
Harabeoji tersenyum dan menepuk pundakku
“Kau sudah seperti cucu kandungku sendiri. Dan cepat atau lambat, aku tidak akan mampu mengelola perusahaanku lagi. Maka aku ingin mempercayakanmu untuk mengelola semua perusahaanku, bersama dengan youngie.”
“Mianhamnida harabeoji. Bukan maksudku untuk menolaknya. Tetapi aku merasa belum pantas menerima sebuah perusahaan yang sangat besar. Aku masih minim soal pengalaman.”
“Setiap orang awalnya pasti minim soal pengalaman. Begitu pula aku, kyu ah. Tetapi dari kepintaranmu, aku yakin, kau pasti bisa mengelolanya dengan baik. Semua itu proses belajar bukan? Kau juga harus memikirkan keluargamu. Aku sudah berumur dan lelah, aku ingin hidup di rumahku dan bermain bersama cucuku nanti. Sedangkan kau, yang masih muda lah yang bisa meneruskan karyaku.”
“Tetapi saat di universitas, aku lebih memfokuskan diri pada fine art dan..”
“Kyu ah, aku mengerti. memang tidaklah mudah kehilangan sesuatu yang menjadi nafas hidupmu. Tetapi kau harus realistis. kau tidak bisa terus berdiam diri seperti ini. Jika kau kehilangan sebuah mimpimu, maka carilah mimpi lain untuk kau kejar. Mianhamnida jika kau tersinggung atas perkataanku, tetapi aku hanya ingin mengingatkanmu bahwa sebentar lagi, kau akan menjadi seorang appa dan kau harus bisa menghidupi keluargamu dengan dan tanpa aku. Kau mengerti maksudku kan, kyu ah?”
“Ne harabeoji.”
“Aku akan memberikanmu waktu untuk memikirkannya. Kau adalah namja yang pintar, dan aku yakin kau bisa menentukan keputusan yang bijaksana. Selamat malam.”
Aku membungkuk padanya. Kemudian kembali ke kamarku. Menatap yeojaku yang sudah tertidur. Aku mengusap kepalanya perlahan. Harabeoji benar. Aku harus berjuang demimu, dan anak kita. Dan aku harus mencari mimpi baru untuk kukejar

———————————————

~Sooyoung POV~
Aku mengerjapkan mataku perlahan. Mengubah posisiku ke samping. Kyuhyun tidka ada di tempat tidurnya. Dia..kemana..
“Selamat pagi, tuan putri,” ujarnya sambil menaruh segelas susu di nakas. Dia mengecup dahiku
“Tidurmu nyenyak?”
Aku terheran melihat pakainnya. Padahal masih pukul 7 pagi. Kenapa dia sudah rapi?
“Kau..mau kemana?” tanyaku
Dia tersenyum dan mengeluarkan dua amplop coklat.
“Yang mana yang mau kau baca terlebih dahulu?”
Aku mengambil yang sebelah kiri. Melihat isinya. Ini…jadwal terapi?
“Aku sudah memutuskan..akan mencobanya,” ujarnya
Aku menatapnya. Kulihat dia tersenyum dan mengusap wajahku dengan tangan kirinya
“Karena aku ingin memelukmu dan memegang wajahmu dengan dua tangan lagi. Dan aku ingin menggendong anak kita.”
Entah kenapa, air mataku menetes mendengarnya.
“Hei..kenapa kau menangis? Kau terlihat jelek.”
“Aku…bahagia mendengarnya.”
Dia tersenyum dan memberi amplop yang satu lagi
“Tunggu sampai kau melihat yang satu lagi.”
Aku membukanya. Tercengang melihat isinya. Ini..
“Aku akan melanjutkan studiku mengenai bisnis. Kemarin, harabeoji mengatakan banyak hal padaku. Dan kurasa dia benar. Jika aku kehilangan sebuah mimpi, maka aku harus mencari mimpi lain untuk kukejar. Bukan begitu?”
“Kyu..”
“Aku akan menjadi seorang appa, youngie. Dan aku harus bisa menghidupi keluargaku sendiri. Aku berjanji padamu.”

——————————————–

~Yuri  POV~
“Yuri ah, apa yang ingin kau makan hari ini?”
“Gwaenchanhayo, eomoni..aku..”
“Eish..kau jangan mengabaikan permintaan bayimu. Menurut mitos, itu tidak baik!”
Aku tersenyum melihatnya. Tidak kusangka eommanya sebaik ini. Padahal yang kubayangkan adalah eomma Goo Joon Pyo di BBF yang akan mendatangiku dan memintaku menggugurkan kandungan. Enam bulan berlalu dengan cepat. Usia kandunganku pun sudah memasuki bulan keenam. Minho sering pergi ke luar kota untuk kantor. Dan aku ditemani ibu mertuaku disini. Hidup ini memang tidak terprediksi.
“Bagaimana kalau bulgogi”
“Ne, eomoni.”

~Sooyoung POV~
Musim dingin sudah tiba. Usia kandunganku memasuki bulan keenam. Hari ini adalah malam Natal. Biasanya, aku akan ikut memanjat untuk menghias pohon natal. kali ini, aku hanya duduk dan tersenyum melihat salju dari jendela kamar. Salju berjatuhan dengan indahnya. Ciri khas hari natal. Warna langit yang gelap dengan salju putih yang menyelimuti halaman. Rasanya terlalu indah untuk dilewatkan. TIba-tiba pandanganku gelap. Seseorang menutup mataku dengan kedua tangannya. Aku tersenyum seketika
“Kyu.”
Dia melepaskan tangannya. Membuatku menatap wajah tampan yang kini tersenyum dengan tenang. Dia menggerakkan tangan kanannya ke perutku yang kini membesar. Mengusapnya perlahan
“Aku sudah bilang kan, aku pasti bisa menggendongnya saat lahir nanti dengan dua tangan?”
Aku menitikkan air mata dan memeluknya. Bahkan ini kado natal terindah

~Seohyun POV~
“We wish you a merry christmas. We wish you a merry christmas. We wish you a merry christmas and happy new year!”
Kami memotong kuenya berdua dan saling menyuapi.
“Enak?” tanyanya
“Ne. Kau mau lagi?”
“Potongkan~”
“Arra.”
Aku memotongkan kuenya. Tiba-tiba sesuatu terasa keras. Ada sebuah cincin disana
“ini…”
Yonghwa oppa memakaikan cincinnya di jariku
“Narang kyeorhonhae jullae?”
“Haruskah aku menjawabnya?”
Dia mengangguk
“Kurasa kau sudah tahu.”
“Malhaebwa~ aku ingin mendengarnya dari mulutmu.”
“Ne.”
“Apa?”
“NE CHO YONGHWA AKU MAU MENJADI ISTRIMU!”
Yonghwa oppa memelukku dengan sangat erat. Memutarku hingga berteriak. Aku memandang ke langit. Youngie, selamat natal. maaf atas keegoisanku. Tapi aku tidak bisa mengungkapkan realita soal kita. karena aku terlalu egois untuk kehilangan yonghwa oppa. dan biarkan rahasia tetaplah menjadi rahasia. ini gila, memang. tapi aku baru mengerti kalau setiap orang bisa gila karena cinta.

—————————————-

~Kyuhyun POV~
“Jangan memaksakan dirimu,” ujarnya sambil menaruh teh gandum di sebelahku
Aku tersenyum dan mengusap tangannya. Kembali ke pekerjaanku
“Aku harus menyelesaikan ini secepatnya. Karena aku harus segera lulus.”
“Ada yang ingin kubantu?”
“Ani. Tidurlah. Sudah malam. Aku tidak ingin kalian kelelahan,” ujarku sambil mengecup perutnya.
“Arra. Tapi jangan terlalu malam. Besok kita harus pergi ke pernikahan yonghwa hyung kan?”
“Ne.”
Aku kembali melanjutkan pekerjaanku setelah menyelimutinya. Aku berjanji youngie. Aku akan menjadi appa yang hebat untuknya

~Yonghwa POV~
Aku menarik nafas dalam. Hari ini adalah hari pernikahanku. Kyuhyun yang berada di sebelahku menepuk pundakku
“Aku turut bahagia untukmu hyung.”
“Aku sangat gugup. Apa kau juga seperti ini?”
“Hm…itu rahasiaku.”

~Seohyun POV~
Aku menarik nafas dalam di ruang make up. Gugup. Kulihat seseorang memasuki kamarku
“Annyeong.”
Aku menoleh ke sana. Kulihat youngie berdiri di sana. Dia terlihat cantik bahkan ketika hamil sekalipun. Andai aku bisa memelukmu sekarang dan berkata aku saudaramu. Mianhae youngie. Aku terlalu bodoh untuk melakukannya
“Chukkhae. Aku turut bahagia untukmu.”
“Gomawo.”
“Setelah ini kita akan menjadi ipar.  Jadi aku akan memanggilmu eonni?” tanyanya
Aku tersenyum
“Ne. Dan bisakah aku memanggilmu..youngie?”
“Tentu saja.”
Dia memelukku. membuatku tercengang dan ingin menangis. Youngie…gomawo dan..saranghae

———————————————-

~Kyuhyun POV~
Di Rumah Sakit. Itu posisiku. Jangan berpikir tentang siapa yang sakit atau meninggal. Karena aku sangat bahagia sekarang. Mungkin namanya harus diganti menjadi rumah tidak sakit. Aku tersenyum dan menggendongnya. Dia sangat mungil dan menggemaskan. Aku menciumnya perlahan. membuat youngie menatapku dengan iri
“Waeyo? Kau juga ingin dicium?”
“Ani. Aku hanya ingin menggendongnya. Kau curang.”
“Aish..lihat soohyun ah. Eommamu sangat gengsi mengakui keinginannya.”
“Ne, ne. Aku akan terkena baby blues setelah ini.”
Aku tersenyum dan menaruh soohyun di rangkulannya. Kemudian menciumnya perlahan
“Gomawo telah menjadikanku seorang appa.”
Dia tersenyum dan memejamkan matanya. Aku menciumnya perlahan. Musim semi itu sangat membahagiakan. Dimana bunga-bunga bermekaran dan soohyun lahir ke dunia. Tetapi ceritaku belum berakhir disini.

~Minho POV~
“MINHOOOO!!!!”
“Ayo chagi. Ini tidak akan sakit.”
“YAAA! APA KAU GILA HAH! INI JELAS-JELAS SAKIT!”
Aku hanya bisa memegang tangannya. Dia benar. Aku bodoh. Sudah pasti sakit.
“Ayo yuri..”
“Heughhh…”
Yuri menarik nafasnya dalam
“Aku tidak kuat..”
“Kau bisa chagi. Hwaiting!”
“Memangnya pertandingan?”
“Ayo chagi!”
“Sepertinya harus dioperasi,” ujar sang euisa
“MWO? ANDWAEYO! HEUGHH!!!”
Dia mencengkram tanganku dengan erat. Hingga tak lama kemudian, suara tangis membahana di ruangan
“Chukkhae, bayi pertama kalian ialah putri yang sehat.”
Aku tersenyum dan menggendongnya. Kulihat yuri tersenyum dan menghela nafas
“Aku lelah.”
Aku mengusap keringat di wajahnya
“Eommamu bahkan bisa melucu di persalinan, baby.”

~Yonghwa POV~
Klinting.. kudengar suara itu berbunyi. Aku tercengang melihat tamuku. Itu. Appa. Dia duduk di salah satu kursi. Aku menarik nafas dalam. Aku pasti bisa bersikap profesional
“Apa yang ingin anda pesan?” tanyaku
“Yonghwa, duduklah.”
Aku duduk di depannya. Kulihat dia menarik nafas dalam
“Mianhamnida,” ujarnya
“Ne?”
“Selama ini..aku sangat keras padamu. Dan bahkan pernah berkata..kau bukan putraku.”
“Appa..”
“Kau tahu, aku telah menjadi seorang harabeoji. Tepatnya kemarin.”
“Kyuhyun…”
“Putranya sangat manis. Dan kau tahu, aku teringat pada kelahiranmu.”
“Appa..”
“Melihat kyuhyun dan istrinya dari jendela kamar inap, aku jadi bercermin pada diriku dulu, saat eommamu melahirkanmu. Kami sangat bahagia. Sama seperti itu. Dan aku…sadar kalau akulah yang gagal menjadi appa.”
Aku terdiam menatapnya. Aku tidak tahu dia bisa selemah ini di hadapanku
“Yonghwa, aku lah yang merasa telah membunuh eommamu. Dan aku…terlalu naif mengakuinya. Aku malah menyalahkan kepergianmu dan… aku telah memaksamu untuk mimpiku.”
“Appa..aku juga meminta maaf karena aku tidak bisa menjadi namja dan putra yang baik bagi appa dan eomma.”
Appa memegang tanganku
“Aku…berjanji pada diriku dan eommamu. Aku akan berubah. Kembalilah yonghwa. Tolong isi kepingan yang telah retak itu. Kita perbaiki keluarga kita.”
Aku menatapnya. Memegang tangannya
“Ne appa.”

———————————————

~Sooyoung POV~
Hari ini adalah hari kelulusan kyuhyun sebagai Magister. Aku tersenyum melihat dia berdiri di panggung sebagai lulusan terbaik.
“Lihat, appa sangat pintar ya,” ujarku pada soohyun yang berada di gendonganku.
“Kau harus seperti dia saat besar nanti.”
“Ne. Dan kau harus mencari istri seperti eomma,” ujarnya yang entah kapan berdiri di sebelahku. Aku menoleh ke arahnya. Dia menciumku dengan sangat cepat
“Kyu!”
“Kau terlihat lebih cantik saat marah”

~Yuri POV~
Aku memandang si kecil minri yang tidur di ranjangnya. Terlihat damai.
“Minri, ini namanya cinderella sejati. Dan kau tahu, ini lebih indah daripada kisah geum jandi.”
Aku memegang tangan kecilnya. Tak lama kemudian, minho masuk ke kamar. Merangkulku dan mencium si kecil minri.
“Kau mengatakan apa padanya?”
“Ini after storynya bbf.”
“hanya itu?”
“memangnya kau mau mendengar apa?”
“Minri, eommamu jatuh cinta padaku duluan!”
Aku memukul bahunya
“Apa-apaan itu! Kau duluan yang mengejarku! Bahkan mengajakku kawin lari!”
“Yaa! Kau yang salah! Kenapa kau bisa menarik perhatianku?”
Aku tersenyum dan menciumnya
“Itu kata-kata termanis yang pernah kudengar dari mulutmu, babo.”
“Dan itu panggilan termanis untukku.”

~Seohyun POV~
Kami tinggal di rumahnya sekarang. Aku cukup kagum melihat pajangan tembikar dan foto-foto anak kecil di sana. Yonghwa dan Kyuhyun. Mereka terlihat akrab.Mengingatkanku pada youngieku. Youngie, rahasia ini akan menjadi rahasia terindah yang akan kujaga. Agar kita hidup bahagia dengan kebahagiaan kita masing-masing. Bukan begitu?

————————————————–

~Sooyoung POV~
“Kita mau kemana?”
“Sebentar lagi!”
Dia menuntunku untuk duduk di salah satu kursi. Aku mengikuti rencananya. Dia melepaskan penutup mataku perlahan
“Kejutan!”
Aku tercengang melihat ruangan ini. Ruang tembikar dengan hiasan lilin
“Untuk merayakan hari pertamaku menjadi direktur,” ujarnya
“Soohyun?”
“Aku sudah meminta izinnya, untuk menculikmu sehari.”
Aku tersenyum mendengarnya. Dia menuntunku ke meja tembikar
“Kau pernah bilang, kau akan menjadi tangan kananku disini. Sekarang, aku ingin mengulangnya.”
Dia duduk di sana dan mengisyaratkanku untuk duduk di pangkuannya. Aku menurutinya dan mulai memutar tembikar itu
“Kau ingat, dari awal kita bertemu sampai sekarang, tembikar ini selalu menjadi saksinya.”
“Ne, kau benar.”
“Dokter itu salah soal tanganku tidak bisa digunakan untuk membuat tembikar lagi.”
“Ne, tentu saja. Karena aku dokter yang lebih ahli. Jadi aku bisa mengatakan kalau kau masih bisa membuatnya. Meski tidak bisa diforsir.”
“Ne. Dan harabeojimu salah soal kau menjadi sensitif saat hamil.”
“Soohyun anak yang baik, bahkan sebelum dia lahir.”
“Aku tahu itu.”
Dia menggerakkan tanganku membentuk sebuah keramik yang membingungkan
“Kau ingin membentuk apa?”
“Ikuti saja.”
Aku mengikutinya. Dan tak lama kemudian, bentuk hati terbentuk di sana. Kyuhyun memelukku dengan erat. Menyandarkan kepalanya di bahuku
“Kalau tidak ada itu, mungkin aku sudah menyerah.”
“Kau bertahan karena kekuatanmu.”
“Dan karenamu. Dan karena soohyun. Karena kita.”
Aku menyandarkan kepalaku di kepalanya. Dia mengeluarkan sebuah buku
“Ini..”
“Kau malas menulisnya. Padahal kau pencetusnya.”
“Kau sendiri?”
Dia membuka halamannya. Kulihat ada tulisannya
“Kau tahu, salah satu hal yang membuatku ingin sembuh ialah..aku ingin menulis lagi disini.”
Aku mengambil pulpen dan menulisnya
“Baiklah aku akan membayar hutang.”
“Kau mau menulis apa?”
“Dongeng sepatu kaca.”
“Sepatu kaca? Bukan cinderella?”
“Ani. Karena cinderella bertemu dengan pangeran, bukan karena dirinya. Tapi karena sepatu kaca.”
“Maksudmu?”
“Cinta. Dan takdir.”
“Ayolah, kita bertemu karena tembikar.”
Aku tersenyum dan tetap menulisnya
“Aku tergelincir sepatu kaca dan menemukan takdirku. Masuk ke fakultas fine art. Bertemu dosen menyebalkan. Dijodohkan dengannya. Hilang di tengah kemping. Dituduh harabeoji. Dinikahkan dengan namja bodoh ini. Lalu tinggal di apartemen. Dengan peraturan konyol kami. Kembali ke sini. Akhirnya saling mencintai. Dan soohyun hadir di tengah kami. Semua terjadi tiba-tiba. Tanpa permisi. Seperti saat aku tergelincir sepatu kaca dan menjadi cinderella. Yang akhirnya bertemu takdirnya di tengah kebenciannya. Dan dia membuatku lebih bahagia dibanding putri manapun di dunia. Ini memang bukan akhir kisah kami. Tapi kami akan melukis kisah baru. Yang lebih indah dari cinderella. Yang lebih nyata dibanding sepatu kaca. Yaitu cinta, tembikar, dan Soohyun kecil kami. Dari orang yang selalu mencintaimu. Lebih dari yang dia tahu.”
“Dan lebih dari yang kutahu.”

The End

74 thoughts on “Glass Slippers {Part 12-End}

  1. Fiyuh . . FF yang aku tngGu akhr.y tamat jga. .

    Apa rahasia mereka gak pernah terungkap thor? ?
    As doNg . . Hehe. .

    Kalau ada fF bru, kaBaRin ne. :)

  2. Minyullll gergetan deh sama tingkah kalian .
    Suka banget mereka buat tembikar bersama ini bener bener romantis yg gak pasaran .
    Tapi soo belom tau kalo dia punya kembaran thor,gimana tuh ??

  3. walaupun happy ending tapi kenyataan kalau soo dan seo kembar belum diceritain.
    tapi over all suka sama ceritanya.
    kyuyoung next storynya ditunggu

  4. and happy ending :D
    keren nih ff, dari awal sampe akhir selalu menarik
    tapi sayang ya soo eonnie gak tau kalo seo kembarannya,
    d tunggu ff terbarunya

  5. yeay.. yeay..yeay..
    happy ending.. good job thor.. daebak aku suka..
    aku suka nunggu2 klanjutannya sampai akhirnya end (sprti sekarang ini) hehe
    keep writing thor.. hwaiting.. :)

  6. lucu pas adegan persalinan yuri xD
    suka banget sama quotesnya soo eonni, manis banget :3
    daebak eon 0_0
    ditunggu ff lainnya yaaa

  7. Bagus bangeeet!
    Feelnya kena’ banget.
    Kyuyoung momentnya luar biasa daebakk, Manis banget.
    Minyul nya lucu nya dapet, dan yongseo nya sweet~
    tp agk sdih jg seo nyembunyiin status saudara kembarnya ke soo..
    Apapun itu, chukkae untuk kebahagiaan mereka semua! :-D

  8. Akhirnya mereka bahagia..
    Tapi seo gk blg yg sebenarnya ke soo klo mereka kembar..
    Bikin after story ny donk..
    Apa soo tau klo seo tu kembaran ny..
    Penasaran..
    Rasa ngegantung gtu..

Leave a reply to echa sooyoungster Cancel reply