Unpredictable {Part 2}

Unpredictable

JEONGMAL MIANHAEYO URI READERS >_<
INTERNET AUTHOR RUSAK JADI GABISA UPDATE

MERRY CHRISTMAS BUAT YANG MERAYAKAN!
RCL! :)))

Title :Unpredictable

Genre :Romance,Revenge,Angst

Rating : PG-17

Main Cast :

  • Cho Kyuhyun
  • Choi Sooyoung
  • Choi Siwon
  • Seo Joohyun

Other Cast :

  • Im Yoona
  • Kris Wu
  • Kwon Yuri
  • Tiffany Hwang
  • Kim Taeyeon

Aku adalah kotak Pandora yang telah mereka buka-Cho Kyuhyun

Chapter 2

~Kyuhyun POV~
“A…”
Aku menyuapinya. Dia memakannya perlahan. Satu tangannya memegang perutnya.
“Sakit?” tanyaku
“Sedikit.”
Aku memegang satu tangannya. Seandainya semua sakitmu bisa berpindah ke sini, youngie.
“Oppa.”
“Hm?”
“Memangnya..bagaimana detail kecelakaannya? Kenapa ada jahitan di perutku?”
“Aku..tidak terlalu tahu mengenai itu, youngie. Karena saat itu, aku tidak bersamamu. Para saksi hanya bilang kau tertabrak sebuah mobil dan terpental ke trotoar.”
“Bagaimana analisis dokter?”
“Dokter bilang…”
Mianhae youngie. Aku terpaksa membohongimu
“Sepertinya kau terkena benda tajam pada mobil itu. Misalnya logo atau plat mobil.”
“Begitu..”
“Yang terpenting sekarang, adalah kesehatanmu.”

———————–

~Siwon POV~
“Kau..terlihat awkward dengan Seohyun,” ujar eomma saat duduk di ruang tengah bersamaku. Seohyun sedang pergi bersama teman-temannya, Tiffany dan Yuri.
“Awkward bagaimana?”
“Ya…seperti bukan suami istri. Kalian hanya diam saat makan. Seperti tidak ada bahan percakapan.”
Aku memejamkan mataku. Mengingat kejadian dimana aku menemukannya terbaring di sebelahku saat terbangun.
“Aku tidak bisa memperlakukannya seolah-olah tidak terjadi apa-apa di antara kami.”
“Ah..eomma mengerti.”
“Lalu, apa yang harus kulakukan?”
“Ya..kau hanya perlu menunggu waktu sampai dia bisa bersikap biasa-biasa saja. Wajar kalau dia seperti itu.”
Aku hanya diam. Sejujurnya kami memang tidak punya bahan percakapan. Seo berubah. Bukan anak kecil seperti dulu. Begitu pula aku. Kami bukan anak kecil yang tidak mengenal kata cinta.
“Kau tahu.. dulu, eomma pernah membayangkan..bagaimana kalau yang menikahmu adalah sooyoung.”
“Soo..young?”
“Dia kan bukan adik kandungmu. Boleh saja kan kalau kau menikah dengannya?”
Aku berusaha memalsukan sebuah senyuman.
“Aku tidak menyukainya. Aku hanya menganggapnya sebagai adikku.”
Dusta.
“Ya..sayangnya begitu. Dan eomma rasa,sebaiknya begitu. Karena kalau sampai ada hubungan di antara kalian.. semua ini akan menjadi sulit bagimu dan baginya.”
Ne eomma. Tapi kurasa…tidak sesulit itu baginya. Karena hubungan kami hanya main-main menurutnya.
“Eomma merindukannya.”

~Kyuhyun POV~
“Semuanya sudah sesuai yang Tuan minta. Foto-fotonya sudah saya pajang di ruang tengah. Kamar mandi dan kamarnya sudah saya buat senyaman mungkin. Penghangat ruangan juga tersedia, berikut dress koleksi musim semi terbaru.”
“Gamsahamnida.”
“Saya permisi.”
Aku tersenyum tipis. Kini aku sendirian di sini. Aku meraih sebuah frame foto. Ini diambil dari foto kami bertiga. Aku, sooyoung, dan siwon. Hanya bagian siwonnya ku crop. Aku tidak mau dia mengingat namja brengsek itu.
“Apa aku..membohongimu dengan mengatur semua skenario ini?”
Aku menaruh fotonya. Bohong. Mungkin bisa dibilang begitu. Nyatanya, aku membiarkannya mengira kalau aku adalah namjachingunya. Aku seperti seorang sutradara yang mengatur sebuah drama. Aku sengaja membelikan apartemen ini untuknya agar dia tidak kembali ke rumah lamanya dan mengingat semuanya. Bahkan password apartemen ini adalah tanggal lahirku.
“Aku melakukan ini bukan untuk menipumu, chagi. Aku hanya tidak ingin kau kembali mengingat kenangan buruk itu.”

————————————-

~Sooyoung POV~
“Hati-hati.”
Kyuhyun memapahku ke apartemenku. Jujur, aku senang dengan perhatiannya. Tapi aku masih merasa janggal. Tempat ini asing bagiku. Tapi kyuhyun bilang, aku sudah tinggal disini selama satu bulan sebelum akhirnya kecelakaan. Dokter memang sudah bilang kalau ada beberapa hal yang mungkin kulupakan akibat benturan keras. Mungkin ini adalah salah satunya. Kyuhyun memasukkan password apartemennya. 0302. Aku ingat kalau itu adalah tanggal lahirnya.
“Kenapa..kau bisa tahu password apartemenku?”
“Kau yang memberitahunya.”
“Jinjja? Seingatku..aku tidak pernah memberi passwordku pada siapapun.”
“Tapi aku bisa menebaknya,” ujarnya dengan santai
“Kurasa aku harus menggantinya.”
“Waeyo?”
“Jelas saja. Bagaimana kalau suatu saat nanti, kau masuk dan aku sedang–”
“Kau mempercayaiku?”
“Kenapa kau menanyakannya?”
“Karena aku hanya ingin tahu.”
Aku melihat matanya. Teduh dan tenang.
“Ne, aku mempercayaimu.”
“Kalau begitu percayalah kalau aku akan selalu menekan bel sebelum masuk, sekalipun aku mengetahui passwordnya. Kecuali dalam keadaan terdesak.”
“Baiklah.”
Dia membantuku untuk merebahkan diri di tempat tidur. Perlahan, dia menyelimutiku.
“Beristirahatlah. Dokter melarangmu untuk banyak bergerak dan kau harus menjaga pola makan.”
“Siap,” ujarku sambil memberi hormat
Dia mengecup keningku perlahan. Entah kenapa, kurasakan ribuan kupu-kupu seakan terbang menggelitikku
“Kau baru boleh masuk tiga minggu lagi.”
“MWO? Selama itu?”
“Kondisimu masih lemah. Aku tidak mau kau sakit.”
“Arraseo.”

————————-

~Kyuhyun POV~
“Kudengar..kau membelikan sebuah apartemen untuk sekretarismu,” ujar appa saat kami tengah makan malam.
“Ne.”
“Kata Sekretaris Kim, dia adalah cinta pertamamu saat SMA.”
Seketika aku terdiam. Darimana dia tahu?
“Hahahahaha. Tidak perlu tegang begitu, kyu. Jadi ini caramu menarik perhatiannya?”
“Kami sudah jadian.”
“M…MWO?”
“Dan aku melakukan ini bukan untuk mencari perhatiannya. Dia yeoja yang sangat sulit didapatkan appa. Dia bukan yeoja matrealistis yang akan mencintai seseorang dari uangnya. Apartemen itu adalah fasilitasnya sebagai sekretaris tetap.”
Kinda hard to get.
“Majayo.”
“Ah..aku mengerti. Kau menolak kandidat lain karena kau ingin berada di kantor yang sama dengannya?”
“Soal itu..sejujurnya hanya kebetulan.”
“Kyu! Ini takdir namanya!” ujar appa dengan bersemangat
“Takdir?”
“Ne. Kau dipertemukan kembali dengannya setelah tiga tahun. Bukankah ini takdir?”
Aku tersenyum tipis. Kalau dipikir-pikir..ini memang sangat tidak terduga. takdir. Appa benar soal hal itu.
“Jadi..kapan kau melamarnya?”
“Uhuk..” Aku sampai tersedak mendengarnya.
“Appa pernah melihatnya. Dia yeoja yang cantik dan pintar. Dan baik.”

————————————–

~Sooyoung POV~
Karena bosan, aku pergi berjalan-jalan ke sekitar apartemenku. Udara musim semi sangat sejuk. Aku tersenyum kecil sambil mengingat bagaimana kyuhyun sangat overprotektif padaku. Angin terasa sedikit menusuk. Saat aku berbalik, kulihat kyuhyun berdiri di belakangku
“Kau..mengagetkanku.”
Dia menghela nafas dan memapahku kembali
“Sudah kubilang, jangan keluar dari sana.”
“Aku bosan.”
“Apa kau tahu? Ini bisa berdampak fatal bagimu.”
“Apa aku selemah itu?”
“Kau membuatku khawatir.”
Deg.
Di saat seperti ini..aku sangat membutuhkan yoona. Ngomong-ngomong soal dia..
“Oppa.”
“Ne?”
“Aku..ingin kembali ke Busan.”
“Kondisimu belum memungkinkan, sooyoungie.”
“Tapi aku ingin bertemu sahabatku, Im Yoona.”
“Kau kan bisa menelponnya.”
“Aku..tidak ingat nomornya.”
“Kalau begitu, jika kondisimu sudah lebih baik, aku berjanji akan menemanimu untuk bertemu dengannya.”
“Gomawo.”

~Kyuhyun POV~
Akhirnya kami sampai di apartemennya. Aku akan menekan passwordnya. Tiba-tiba dia mencegatku
“Biar aku saja.”
Tit.tit.tit.titDia menekan tombol 0704 secara spontan. Aku yang berdiri di sebelahnya hanya diam. Ternyata kau memang memakai tanggal ulang tahun siwon sebagai password apartemenmu.
“Kenapa tidak mau terbuka?” keluhnya
“Angkanya salah.”
Dia hanya diam. Mengamati angka itu
“Iya ya. kenapa aku memasukkan angka 0704?”
Dia memasukkan angka 0302. Pintu itu terbuka. Aku memapahnya ke dalam. Kudengar dia bertanya
“Kenapa..aku memasukkan angka 0704?”
“Aku..tidak tahu.”
“Aku selalu menggunakan password yang mudah kuingat. Misalnya tanggal lahir…”
“Mungkin tanggal lahir bumonimmu.”
“Ani. Bukan. Ini..tanggal lahir siapa?”
“Sudahlah tidak perlu kau–”
“Ah…” Dia merintih sambil memegang kepalanya
“Gwaen.. gwaenchanha?”
“Kepalaku sakit..”
Aku melihat wajahnya. Meringis kesakitan.
“Jangan memaksakan diri untuk mengingat apapun. Inilah kenapa dokter memintamu beristirahat total. Sebaiknya kau istirahat di kamar.”
“Ani…gwaenchanha.”
“Kalau begitu..aku akan menganbilkan selimut.”
Aku berdiri dari kursi. Tiba-tiba dia menahan tanganku.
“Kajima.”
Deg. Degupan itu kembali terdengar. Seperti setruman yang mengalir di nadiku. Aku kembali duduk dan membiarkannya tertidur di bahuku. Aku memberanikan diri untuk merangkulnya. Hangat. Matanya terpejam. Terlihat sangat damai. Youngie, apa kau tahu..sudah sejak lama aku ingin membiarkanmu tertidur seperti ini. Aku mendekapnya ke dalam pelukanku. Ikut memejamkan mata. Seketika muncul segurat rasa takut. Tuhan, aku tidak mau kehilangannya. Aku tidak mau dia merasa sakit sama sekali. Apalagi menangis untuk choi siwon. Aku membuka kelopak mataku perlahan. Menatap tiap keindahan yang kulihat di wajahnya.
“Youngie..”
“Hm?”
“Kalau seandainya..ada sesuatu tentang masa lalumu yang kau ingat, apa kau akan meninggalkanku?”
Kelopak matanya terbuka perlahan. Tangannya memegang wajahku. Mengusapnya perlahan
“Tidak.”
“Kau yakin?”
“Ne.”
“Waeyo?”
“Karena..masa lalu hanyalah masa lalu.”
“Bagaimana..kalau ternyata aku melakukan sesuatu yang bisa membuatmu membenciku?”
“Misalnya?”
“Misalnya..ternyata kau melewati hari-hari bahagia bersama seorang namja lain di masa lalu, bukan denganku dan–”
“Kyu, justru aku yang seharusnya bertanya. Apa kau akan meninggalkanku seandainya..masa laluku ternyata sangat buruk bagimu?”
Aku tersenyum tipis mengingat semua hal yang akhirnya kuketahui. Tentang bagaimana siwon membahagiakanmu kemudian menghempaskanmu begitu saja. Dan jawabanku selalu sama..
“Aku tidak akan meninggalkanmu. Tidak akan pernah.”
Aku memeluknya lebih erat. Seketika kata-kata appa terlintas dalam benakku. Menikah. Youngie, mungkin ini akan terkesan seperti hal yang licik. Tapi jujur, aku mencintaimu. Tulus. Dan aku takut kehilanganmu jika kau mengingat semuanya sedangkan ikatan kita hanya sesederhana ini. Aku takut kau akan dengan mudahnya pergi dari dekapan ini…

————————–

~Siwon POV~
Aku berada di kamarku. Seohyun duduk di sebelahku. Hanya diam. Terlihat ingin mengatakan sesuatu. Aku belum pernah melihatnya seperti ini. Gugup dan terlihat bingung
“Kau sakit?” tanyaku
Dia tersenyum dan menggeleng
“Ada yang..harus kukatakan, siwonie.”
Aku menatapnya. Dia menarik nafas dalam dan memberiku sebuah kotak. Aku membukanya perlahan. Seketika aku tercengang
“Aku hamil.”

~Kyuhyun POV~
PUK!
Aku memukul bola golf itu. Bola itu melambung tinggi.
“Masuk!”
“Daebak!” ujar appa sambil menepuk pundakku
“Appa jauh lebih hebat.”
“Kau tahu, eommamu pernah bilang padaku. Aku baru boleh melamarnya jika aku bisa memukul bola golf sejauh itu hahahahha.”
Aku tersenyum kecil. Kini giliran appa. Dia mulai memperhitungkan jaraknya.
“Appa, ada yang harus kukatakan.”
“Tidak biasanya kau seserius ini.”
“Aku…ingin melamarnya.”
Appa tidak jadi memukul bola golf itu. Malah hanya terkena tongkatnya sedikit dan menggelinding ke bawah”Kau…serius?”
“Ne, appa.”

———————————-

~Seohyun POV~
Jangan banyak bergerak. Ingat kata dokter, kau harus bedrest.”
“Ne.”
Aku harus rapat dulu. Annyeong.”
“Annyeong.”
Aku tersenyum sambil mematikan sambungannya
“Ehm..” Tiffany berdehem. membuatku tersenyum sendiri
“Ternyata benar. Tiap pria akan berubah jika yeojanya mengandung anaknya,” ujar Yuri
“Kurasa dia mulai menyukaimu.”
“Kurasa juga begitu.”

~Siwon POV~
Aku mematikan sambungannya. Berpikir sejenak. Aku mengusap wajahku. Lupakan sooyoungie, siwon. Dia sudah berada di tempat yang entah ada dimana. Sedangkan seohyun. Dia jelas-jelas istrimu. Dan sekarang mengandung anakmu. Kurasa..sudah saatnya aku mulai belajar mencintai yeoja itu.

~Kyuhyun POV~
Aku mengeluarkan sekotak cincin dari kantongku. Aku tersenyum memandang dua cincin itu. Cincin pernikahan. Dan akan kuserahkan padanya sebentar lagi..
Tok..tok..tok.
Aku memasukkan kotak cincin itu
“Masuk.”
Sekretaris Kim masuk ke ruanganku. Membungkuk dan tersenyum
“Ini adalah beberapa daftar karyawan baru di cabang Busan.”
Aku melihat berkas-berkas itu. Tiba-tiba aku menemukan sebuah nama
“Im..Yoona?”
Kalau tidak salah..sooyoung sering menyebut nama itu dulu. Sahabatnya di Busan sejak kecil.
“Ada..apa sajangnim?”
“Panggil dia ke kantor pusat. Besok.”

—————————-

~Seohyun POV~
“Annyeong!”
Aku masuk ke mobilku. Menyetir ke rumah. Satu tanganku memegang setir. Satunya lagi memegang perutku. Rasanya sangat membahagiakan. Dengan kehadirannya, aku merasa diperhatikan. Perlahan, kurasakan sesuatu yang aneh. Sepertinya ban mobilku kempes. Aku berhenti di pinggie kiri. Aku keluar dari mobilku. Melihat ban sebelah kiri. Aish..benar-benar kempes. Aku masuk ke dalam mobil. mengambil tas dan cellphoneku.

~Siwon POV~
Drrt..
Cellphoneku bergetar. Dari Seohyun
“Yeoboseyo.”
Annyeong, siwonie. Aku ada di daerah Seocho gu. Ban mobilku mogok.”
“Semalam ini? Baik aku akan segera ke sana. Jangan keluar dari mobil.”
“Baikla–KYAAAAAAAAAAAA!!!”
Nut..nut..nut”Seohyun? Seohyun?”
Aku mencoba menghubunginya lagi. Tidak ada jawaban. Deg..jantungku berdetak keras. Aku langsung berlari ke parkiran. Ada yang tidak beres.

—————————–

~Seohyun POV~
Aku mengerjapkan mataku. Kudapati siwon ada di sampingku. Rumah sakit. Perutku terasa sakit
“A..h..”
“Gwaenchanha?” tanya siwon. Wajahnya panik
“Ini..dimana? Kenapa aku bisa berada di sini?”
“Kau..dirampok. Mobil, tas, dan cellphonemu dibawa pergi.”
Seketika aku mengingat kejadian itu. Seorang namja menarik tasku. Aku mengejarnya dan setelah itu..
Aku memegang perutku. Kurasakan ada bekas jahitan di sana
“Seohyun..”
“Apa bayi kita baik-baik saja?”
Jantungku berdegup keras. Siwon hanya diam. Membuatku mengerti artinya. Setetes demi setetes air mataku berjatuhan. Aku kehilangannya.

~Yoona POV~
Aku berada di kantor Cho corp Seoul sekarang. Entah mengapa, mereka memanggilku ke sini. Aku duduk di sebuah ruangan. Sendirian. Aku terpana melihat ruangan ini. Sangat mewah. Seketika aku teringat pada sooyoung. Dia..ada dimana sekarang? Apa aku bisa menemuinya di kota ini? Tiba-tiba seorang namja masuk ke dalam ruangan. Namja itu tinggi. Wajahnya tampan dan dari penampilannya, dia pasti berkedudukan tinggi disini. Aku berdiri dan membungkuk
“Annyeonghaseyo.”
“Kau Im Yoona..sahabat Sooyoung?”
Aku terdiam mendengar nama itu
“Maksud Anda..Choi Sooyoung.”
“Ne.”
“Ah..dia sahabatku sejak kecil.”
“Joneun Cho Kyuhyun imnida.”
“Ah! Cho Kyuhyun yang itu..”
“Yang itu? Sooyoung pernah bercerita sesuatu tentangku?”
Aku merutuki diriku sendiri. Babo. bagaimana bisa aku berbicara seenaknya?

~Kyuhyun POV~
“Silakan diminum.”
“Gamsahamnida.”
“Jadi, apa yang pernah dia bicarakan tentangku?”
“Tenang saja, dia selalu memujimu. Tidak pernah menjelek-jelekkanmu.”
Aku tersenyum. Teman yang baik.
“Aku punya tawaran menarik untukmu.”
“N..ne?”
“Kau mau bekerja di Seoul?”
“JINJJA? Ah..ani maksudku..apa aku berkenan?”
Aku mengangguk
“Tapi dengan satu syarat.”
“Syarat?”
“Jangan pernah ceritakan apapun tentang Choi Siwon padanya.”
“N..ne?”
“Dia mengalami kecelakaan dan amnesia.”
“Amnesia?”
“Tenang saja. Dia masih mengingatmu. Hanya..dia lupa nomor teleponmu.”
“Aku tidak mengerti. Jadi apa saja yang dia ingat?”
“Dia mengingat semuanya, kecuali apapun yang berhubungan dengan Choi Siwon. Dan yang dia ingat..namjachingunya adalah Cho Kyuhyun
Aku hanya diam.
“Itu pasti menyulitkanmu.”
“Ani, aku justru sangat senang mengetahui hal itu.”
“Waeyo?”
“Aku senang..karena dia melupakan Choi Siwon. Dia hanya akan terluka jika mengingat masa lalunya.”
Aku terdiam. Perkataan kyuhyun ada benarnya. Youngie pasti merasa terluka jika dia ingat..kalau siwon tidak bisa menjadi miliknya. Sedangkan jika dia tidak mengingatnya, dia bisa berbahagia bersama kyuhyun. Namja yang kunilai baik baginya. Kurasa..namja itu sangat mencintainya. Soo pantas untuk bahagia
“Di hadapanmu, aku berjanji Yoona ssi. Aku akan menjaganya. Aku tidak akan membuatnya terluka.”
“Tapi..”
“N..ne?”
“Youngie..pernah berkata padaku. Seburuk apapun kenyataan, lebih baik diketahui daripada–”
“Bagaimana dengan kenyataan kalau namja yang kaucintai menikah di hari dimana kau kehilangan anakmu?”
“M…mwo?”
“Dia mengalami kecelakaan. Dia kehilangan bayinya di hari..dimana appa dari bayi itu menikah dengan yeoja lain.”
“Maldo andwae..”
“Fakta..memang sepantasnya diketahui seburuk apapun. Tapi kalau seburuk itu, apa kau tega membiarkannya mengingat semua–”
“Cukup. Kau benar.”
Aku terdiam sejenak. Mengusap wajahku. Aku tidak menyangka..jadi itu alasannya menangis? Dan sebagai chingu..aku bahkan tidak tahu soal bayinya sama sekali. Youngie tidak bercerita apa-apa soal itu. Youngie..meski balas budi, kenapa kau sangat bodoh? Sampai tidak memikirkan nasibmu sendiri?
“Kumohon, yoona ssi. Demi youngie.”
“Arraseo. Aku akan menjaga rahasia ini.”
“Gomawo, Yoona.”
Aku tersenyum tipis. Seharusnya akulah yang berterima kasih. Youngie…sangat beruntung dicintai oleh namja sepertimu.

——————————–

~Sooyoung POV~
Ting tong. Bel pintu rumahku berbunyi. Aku membuka pintu. Kulihat Yoona ada di sana
“KYAAAAAA!!! IM YOONA! BOGOSHIPO!!”
Aku berhambur memeluknya
“Nado..”
“Bagaimana….kau bisa sampai disini?”
“Kyuhyun memberiku alamatmu.”
“Kyu?”
“Ne. Kau tahu, aku bekerja di kantornya sekarang. Kita sekantor!”
“JINJJA? BAGAIMANA BISA?”
“Aku bekerja di cabang Busan. Dan Kyuhyun memindahkanku ke Seoul karena dia tahu kalau aku adalah sahabatmu. Namjachingumu benar-benar baik!”
Aku tersenyum
“Ne. Dan aku sangat beruntung mendapatkannya.”
“Ne jauh lebih baik dibanding siwon!”
“Si…siwon? Nuguya?” tanyaku
“Ah..ani maksudku… siwon baram (angin dingin)!”
Aku tidak mengerti maksud ucapannya. “Sepertinya kau bertambah random.”
“Hahahaha. Kurasa begitu.”

————————–

~Kyuhyun POV~
“Hukum karma benar-benar berlaku,” ujarku setelah mendengar kabar itu dari Sekretaris Kim.
Aku tidak menyangka. Seohyun dirampok dan keguguran. Usia kandungannya sama dengan youngie saat kejadian itu. Benar-benar sebuah kebetulan yang membingungkan. Aku mengambil cincin itu sambil menelpon karyawanku
“Kau sudah mempersiapkan semuanya?”

————————-

~Sooyoung POV~
“Sebenarnya kita mau kemana?”
“Rahasia.”
Dia menutup mataku daritadi. Berjalan entah kemana. Ini benar-benar membuatku penasaran
“Silakan duduk, gongjunim.”
Aku menurutinya.
“Hitung mundur dan di hitungan ke sepuluh, buka matamu. Jangan mengintip.”
“Arra.”
“hana, dul, set, net, tasot, yeosot, ilgop, yedeolp, ahop, yeol.”
Aku membuka mataku. Menoleh ke sekitar. Kosong.  Tempat ini seperti bioskop. Tapi hanya ada aku disini.
“Kyu?”
Aku berdiri dari kursi. Tiba-tiba sebuah suara muncul
[Oh my love
Let’s go.
 Eoneu sae bujjeok manhajin saramdeul moreun cheok naege gakkai on neoneun]
Ini..lagu Romantic Street. Aku menoleh ke layar. Terlihat beberapa foto kami.
Aku kembali duduk di kursiku.
[Nae du bore nae gwitgae nae ipsure whisper
I eumage bulbit soge geudaen mameul ppaetgyeo
Heorakdo eobsi yegodo eobsi oh neon
Sumgiryeo haedo gamchuryeo haedo oh nan]
Itu..foto-foto kami saat kerja kelompok
[Shine garodeung bit arae
Ttaseuhan neoui geu koteu soge angyeo neoui sumsori deureullae
O yeonghwacheoreom
Shine uril bichuneun special night
Jamdeulji annneun i geori soge oneul bam neowa hamkke georeullae
My love]

Aku tersenyum melihat foto-foto masa SMA ku.

[Nuguna unmyeongcheoreom nugul manna saranghaneun kkumeul kkwo naegen neoyeosseo
Ne gaseume ne sumgyeore ne hyanggie whisper
Dalkomhan ne moksorie nae maeumdo tteollyeo
Geuraedo doelkka gidaryeobolkka oh neon
  Sujubeohaedo sangsangmanhaedo oh nan]

Aku tertawa melihat foto-foto selca kami. Dorky

[ Shine garodeung bit arae
Ttaseuhan neoui geu koteu soge angyeo neoui sumsori deureullae
O yeonghwacheoreom
Shine uril bichuneun special night
Jamdeulji annneun i geori soge oneul bam neowa hamkke georeullae
My love]

Dan itu..foto-foto kami setelah dewasa. Di kantor. Kapan dia mengambilnya? Aku tersenyum melihatnya.

[Neomu dalkomhageneun soksagijima neomu ppalli seulpeojil geot gata]  Aku membaca caption-captionnya

[Sujubeun georien uri dulmanui love]
“Kau menyukainya?”
Aku berbalik. Kyuhyun berdiri di belakangku. Entah kapan. Aku tersenyum dan mengangguk
“Masih ada kejutan berikutnya. Coba lihat ke depan.”
Aku menoleh ke depan. Kulihat beberapa orang memasuki ruangan. Memakai baju neon yang menyala. Mereka membentuk sebuah formasi. Aku hanya diam membacanya
“narang kyeorhonhae jullae?”
Dia duduk di sampingku sekarang. Memegang tanganku dengan dua cincin di tangannya
“Narang kyeorhonhae jullae?” dia melafalkannya dengan tenang
Aku nyaris menitikkan air mata. Ini benar-benar indah. Bahkan lebih dibanding film manapun. Aku mengangguk
“Ne.”

———————–

~Siwon POV~
Keadaan mulai berubah sejak seo kehilangan bayinya. Dia lebih banyak diam di pekarangan. Duduk dan melihat ke arah taman. Aku berjalan ke arahnya. Menaruh segelas hot chocolate
“Minumlah selagi hangat.”
Dia hanya diam.
“Seo..”
“Mianhae. Aku..tidak bisa menjaganya.”
Aku menatap cangkirku. Mengusapnya perlahan. Aku menarik nafas dalam. Menghembuskannya dengan pelan
“Ini juga salahku. Seharusnya aku bisa menjagamu setiap saat. Mungkin, Tuhan memang belum menakdirkannya.”
Seo mengambil cangkirnya. Membiarkan kehangatan cangkir itu menembus tangannya. Aku merangkulnya. Membiarkannya bersandar di bahuku. Kurasa..sudah saatnya.
“Kita mulai semuanya lagi. Dari awal.”
“N..ne?”

~Sooyoung POV~
“Yeppeuda..”
Aku sedang bertemu Wedding organizer ku. Melihat design undangan. Semuanya sangat manis dan terukir indah
“Mana yang paling kau sukai?”
“Hm..mungkin yang berwarna putih?”
“Baik. Tolong cetak undangan dengan design ini.”
“Algesseumnida. Dan souvernirnya–”
“Teddy bear couple,” aku langsung menanggapi
“Kau tidak ingin melihat yang lain dulu?” tanyanya

~Kyuhyun POV~
“Mungkin..kau lupa. Saat SMA, kau pernah bilang kalau kau ingin souvernir pernikahanmu teddy bear couple.”
Aku terdiam sejenak. Ada berapa kenangan yang kau punya bersama siwon youngie? Dan ada berapa di antara kenangan itu yang kau ingat sebagai kenangan bersamaku? Aku tersenyum tipis.
“Aku tidak lupa. Aku..hanya ingin souvernirnya sesuai keinginanmu,” aku memegang tangannya
“Itu terdengar manis.”

—————————–

~Sooyoung POV~
Kolam renang. Itu tempat kami sekarang. Sebentar lagi kami akan menjalani pemotretan prewedding. Kyuhyun merangkulku. Tersenyum ke arah kolam itu
“Kau ingat? Aku pernah menceburkanmu ke kolam renang. Saat itu, kau mengira aku tenggelam. Kau bahkan masuk ke kolam tanpa pikir panjang.”
“ne.”
Aku menatap ke arah wajahnya. Terlihat gelisah
“Kau kenapa oppa?”
“Kenapa? Nae gwaenchanha.”
“Kau terlihat gelisah.”
“Aku..hanya sedikit lelah hari ini.”
Aku memegang dahinya
“Agak demam. Seharusnya oppa beristirahat saja nanti–”
“Ssst..” dia menaruh telunjuknya di depan bibirku
“Bagiku, persiapan pernikahan kita jauh lebih penting. Lagipula ini menyenangkan.”
Aku tersenyum mendengarnya. Dia memang namja yang sangat care pada yeojanya.
SPLASH! tiba-tiba dia mencipratkan kakiku dengan air
“OPPA!!”

—————————–

~Seohyun POV~
Aku duduk di kursiku. Sudut bibirku tersungging. Undangan pernikahan. Cho Kyuhyun & Choi Sooyoung. Aku menaruhnya di atas meja. Menunggu siwon pulang. Ini berita yang membahagiakan untukku. Setidaknya..siwon tidak perlu dibayang-bayangi yeoja itu lagi.
“Annyeong, seo,” ujar siwon dari ambang pintu
“Annyeong.”
Dia duduk di sampingku
“Ada kiriman untukmu. Dari Kyuhyun.”
“Kyuhyun?”
Aku memberi undangan itu padanya.
“Aku akan menyiapkan makan malam,” ujarku lalu pergi

~Siwon POV~
Aku melihat undangan itu. KH & SY. Aku membukanya. Melihat isinya. Ini…
A man will marry a woman who is meant to be his wife in the name of God.” (seorang pria akan menikahi seorang wanita yang ditakdirkan menjadi istrinya oleh Tuhan)
We invite you to our Wedding Ceremony on Saturday, 3rd February in Seoul Pasific Hotel at 6 p.m. The happy couple, Cho Kyuhyun & Choi Sooyoung.
Aku terdiam membacanya. Tidak mungkin.

———————

~Sooyoung POV~
“Selesai.”
Aku membuka kelopak mataku. Tersenyum melihat diriku di cermin. Sempurna. Ini adalah hari yang ditunggu oleh setiap gadis. Menikah
“OMONA!!! NEOMU YEPPO!!” ujar yoona dari ambang pintu
“YOONG!!!”
Aku memeluknya dengan erat. Kudengar yoona terisak
“Yaa! Kenapa kau menangis?”
“Ini..benar-benar mengharukan. Aku mengenalmu dari kau kecil, dari kita masih culun dan akhirnya sahabatku menikah. Waktu berjalan cepat.”
“Yaa! jangan membuatku menangis!”
“Ne! Kau tidak boleh menangis! Aku juga tidak boleh! Kita harus bahagia hari ini, karena…kau akan menjadi nyonya cho hari ini!!”
Aku tersenyum mendengarnya. Dia cepat berubah.
“Kau harus cepat menyusulku!”
“Itu pasti. Akan kutemukan namjachingu yang lebih keren daripada kyuhyun.”
“Oh ya?”
“Kita lihat saja nanti.”
“Hahahahahha.”

~Kyuhyun POV~
Aku tersenyum melihat diriku di cermin. Hari yang kutunggu telah tiba. Aku meraih foto eomma. Tersenyum memandangnya. Seketika kegelisahan itu kembali muncul dalam benakku
“Eomma..bagaimana kalau setelah ini dia mengingat semuanya? Apa dia…akan meninggalkanku?”
Aku menggigit bibir bawahku. Menarik nafas dalam
“Eomma, apa ini..membahagiakannya? Apa aku salah?”
Krek..pintu kamarku terbuka. Appa ada di sana
“Kau terlihat gagah,” dia menepuk bahuku
Aku tersenyum tipis
“Tak kusangka..putra ku menikah hari ini.”
Appa memelukku. Menepuk punggungku
“Appa bangga padamu, kyu. Appa tahu kau pasti bisa menjadi nampyeon yang baik baginya, dan appa yang baik bagi anak-anak kalian kelak.”
Aku memejamkan mataku. Berusaha meresapi kata-kata itu. Appa benar. Ini komitmen. Dan aku yakin pada diriku sendiri, dan perasaan kami sekarang
“Gomawo..appa.”

—————————

~Sooyoung POV~
“Aku benar-benar gugup,” ujarku sambil menunggu kyuhyun datang di ruanganku
“Tenang. Kau pasti bisa mengucapkan janjinya dengan baik dan memasangkan cincinnya”
“Ne.”
Krek..kudengar pintu ruanganku terbuka. Kyuhyun berdiri di sana. Dengan tuxedonya. Terlihat gagah
“Aku…keluar dulu,” ujar yuri sambil menepuk pundakku. Setelah pintunya tertutup, kyuhyun berjalan ke arahku. Dia merapikan kain yang menutupi wajahku
“Neomu yeppo,” ujarnya dengan tenang
Jantungku terasa berdetak kencang mendengarnya. “Kau juga. Terlihat seperti pangeran. Lebih tampan dibanding musikal saat itu.”
Dia tersenyum dan memegang tanganku
“Choi Sooyoung, ada yang ingin kukatakan padamu sebelum aku mengucap janji di hadapan Tuhan dan semua orang disana.”
“N..ne?”
“Saranghae.”
Aku mengusap tangannya perlahan “Nado saranghae.”
Dia mendekatkan wajahnya. Aku memejamkan mata. Perlahan, dia mengecupku. Sangat lembut dan tenang. Aku bisa merasakan deru nafas dan degupannya. Dia memelukku dengan erat
“Jangan pernah meninggalkanku.”
Aku mengangguk.
“Saengil chukkhae.”
Perlahan, dia melepaskan pelukannya. Tersenyum
“Aku menunggumu di altar, kado terindahku.”

~Siwon POV~
Aku menutup pintu itu perlahan. Rasanya menyakitkan. Melihat bagaimana dua orang itu berciuman. Berpelukan dengan erat. Apa sebegitu mudahnya kau melupakanku, sooyoung ah? Aku sengaja datang kesini sendirian. Aku tidak memberitahu seo dan eomma. Aku melangkahkan kaki keluar gedung. Aku tidak kuat melihatmu berjanji di hadapan Tuhan untuknya, youngie.

———————————–

~Kyuhyun POV~
Krek..pintu terbuka. Aku tersenyum memandang yeojaku yang berjalan dengan anggun dari balik pintu itu. Wajahnya tak luput dari senyuman. Dan dia hanya memandangku. Aku meraih tangannya. Memandangnya. Aku merasakan kegugupan yang sama dengannya. Namun kami akan melaluinya berdua
“Saudara,Cho Kyuhyun, bersediakah anda, dihadapan Tuhan dan disaksikan oleh sidang jemaat ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah maupun senang, wanita di sebelah kanan anda yang sekarang sedang anda pegang? Apakah anda berjanji untuk menempatkan dia sebagai yang utama dari segala hal, menjadi suami yang baik dan beriman, menjadi tempat bergantung bagi dia, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidup anda? Bersediakah anda?”
Aku tersenyum sambil menatap ke arahnya “Ne saya bersedia”
“Saudari,Choi Sooyoung, bersediakah anda, dihadapan Allah dan disaksikan oleh sidang jemaat ini, berjanji untuk mencintai dan menghargai, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, di dalam susah dan senang, pria di sebelah kanan anda yang sedang anda pegang sekarang? Apakah anda berjanji untuk menempatkan dia sebagai yang utama, menjadi istri yang baik dan beriman, menjadi tempat bergantung bagi dia, dan hanya bagi dia, selama-lamanya hingga akhir hidup anda? Bersediakah anda?”
Dia menatapku. Memberikan senyuman terbaiknya. Membuatku melihat wajah itu dari balik kain kaca yang menutupi wajahnya. “Ne saya bersedia.”

~Siwon POV~
Aku berada di mobilku. Di tepi sungai han. Mereka pasti mengucap janji sekarang. Segurat kebencian ada di benakku. Pada Cho Kyuhyun. Bagaimana bisa..mereka menikah secepat itu? Bukankah kami baru putus sekitar lima bulan lalu? Aku tahu persis bagaimana choi sooyoung. Dia tidak mungkin menikah dengan seorang namja yang baru menjalin hubungan sesingkat itu dengannya. Ini semua aneh. Aku memicu kecepatan mobilku. Aku tidak bisa diam saja. Aku harus menanyakannya pada kyuhyun. Harus.

—————————

~Sooyoung POV~
“KYAAA! CHUKKHAE! AKHIRNYA KAU RESMI MENJADI CHO SOOYOUNG!” ujar Yoona sambil memelukku
“Gomawo.”
“Aku sampai merinding mendengar janji kalian. Aigoo..”
“Nado.”
“Bisa mengadakan resepsi di hotel secantik ini..kurasa akan sangat berkesan. Bahkan gaun mu berbeda dengan yang kau pakai untuk pemberkatan. Aigoo..”
“Bukan masalah hotel atau gaunya. Bagiku, yang terpenting dengan siapa kau merayakannya.”
“Kau benar.”

~Kyuhyun POV~
Aku berada di ruanganku. Pemberkatan pernikahan sudah selesai. Tinggal resepsi. Kini bukan kegugupan lagi. Semuanya menjadi keyakinan. Aku tersenyum melihat diriku di cermin.
“Nyonya..cho sooyoung.”
Aku tersenyum sendiri melafalkan nama itu. Tok..tok..tok
Sekretaris kim membuka pintu
“Ada seseorang yang ingin menemui Anda, Tuan.”
“Nuguseyo?”
“Choi Siwon.”
Aku tersenyum tipis mendengar nama itu.
“Suruh dia masuk.”
Aku membenarkan dasiku kemudian menunggunya. Tak lama kemudian, dia masuk ke dalam
“Annyeong,” ujarku singkat
Siwon hanya diam. Wajahnya sangat serius. Dia menutup pintunya
“Aku kesini bukan untuk menyelamatimu. Aku hanya ingin menanyakan satu hal.”
“Kau tidak berubah. Tetap sarkastis.” Aku duduk di sofa. Dia menatapku dengan geram
“Kyuhyun. Aku tahu kalau kau baru pulang dari Amerika lima bulan lalu.”
“Lalu?”
“Dan aku juga tahu kalau choi sooyoung baru putus denganku lima bulan lalu. Choi Sooyoung tidak mungkin menikah dengan seseorang yang baru menjalin hubungan dengannya sesingkat itu.”
Aku tersenyum tipis
“Kau berbicara…seolah-olah kau sangat mengenalnya.”
“Kyu. Kau tahu sendiri kalau kami menjalin hubungan–”
“Selama lima tahun dan akhirnya kau mencampakkannya.”
“Aku? Mencampakkannya? Dia yang–”
“Kau tidak perlu berargumen denganku. Sekarang, dia adalah istriku. Jadi kau tidak bisa mengubah pandanganku atasnya.”
“Oh ya? Sekarang..kau yang berbicara seolah-olah kau sangat mengenalnya. kau tidak mengenalnya sedalam itu, kyu.”
“Jika yang ingin kau bicarakan adalah hal yang tidak penting seperti itu, sebaiknya kau–”
“Kami pernah melakukannya. Kau mengerti maksudku kan?”
Aku mengepalkan tanganku.
“Kau bukan orang yang terpenting baginya. Dia hanya menjadikanmu pelarian.”
BUK! Aku menonjoknya
“TUTUP MULUTMU!”
“Kyu, kau bisa mendapatkan yeoja yang lebih baik dari–”
BUK!
“SECURITY!”
Beberapa orang security masuk ke dalam.
“Ya, Tuan?”
“Blacklist orang ini. jangan biarkan dia masuk.”
“Algesseumnida.”
“Ini kelakuanmu pada sahabat lamamu hah?”
Aku menyungging sudut bibirku.
“Dengar, choi siwon. Aku. Tidak pernah menganggapmu sebagai seorang sahabat. Dari dulu, sampai sekarang. bagiku kau hanya penghalang. Sekarang, nikmatilah hari bahagiamu bersama seo joohyun itu. Yang jauh lebih picik dan tidak layak disebut manusia.”
“KAU–”
“Satu lagi. Aku ingin kau mengingat ini. Aku akan menghancurkanmu. Dan aku tidak main-main.”
Aku berjalan menjauhinya
“PERSETAN KAU CHO KYUHYUN!”
Aku melipat kedua tanganku. Aku tidak main-main, siwon.

—————————-

~Kris POV~
Resepsi pernikahan. Itulah tujuan pertamaku sesampainya di Seoul. Saat aku sampai di tempat tujuanku, aku langsung mengenakan jas. Masuk ke ballroom. Hotel ini tidak banyak berubah sejak kedatangan terakhirku. Aku langsung mencari dua orang itu. Mereka tengah mingle di tengah kerumunan
“KYU!” teriakku
Orang itu menoleh ke arahku. Seketika merekahkan senyuman
“KRIS!”
“Chukkhae!”
Aku menepuk bahunya
“Suatu kehormatan untukku, seorang pianis terkenal datang ke resepsiku langsung setelah dia sampai di bandara.”
“Hahahahha. Tentu saja. Kau sudah seperti namdongsaeng untukku.”
“Kris!” sapa sooyoung
“Annyeong, soo ah. Chukkhae atas pernikahan kalian. Aku turut berbahagia.”
“Kapan kau menyusul kami?” tanya soo
Aku tersenyum
“Semoga aku mendapat seseorang di pesta ini.”
“Hahahahha.”
“Kau pasti lapar. Di sana ada steak kesukaanmu,” ujar kyuhyun
“Thanks for your humanity.”
“Hahaha.”
Aku beralih ke sana. Saat aku mengambil piring, tanganku tidak sengaja menyentuh tangan seorang yeoja
“Ah..sorry.”
“Ne.”
Aku mengambil piring lain. Saat aku akan mengambil saos, tanganku bersentuhan lagi dengan tangannya secara tidak sengaja. Dia tertawa kecil
“Sepertinya tangan kita tertempel.”
“Mungkin.”
“Kris imnida.”
“Yoona imnida. Kau teman kyuhyun?”
“Aku..teman mereka berdua di SMA. kau?”
“Aku sahabat sooyoung dari kecil. Dan sekarang, aku bekerja di cho corp.”
“I see..”

———————-

~Seohyun POV~
Siwon ada di kamar. Membaca buku. Aku tersenyum tipis sambil duduk di sebelahnya
“Apa tidak masalah..tidak datang ke acara pernikahan mereka?”
“Kurasa..kyuhyun pun tidak ingin melihatku.”
“Kalian bertengkar?”
“Tidak.”
“Kata sekretarismu..kau tidak pergi ke kantor hari ini. kau kemana?”
Dia menutup bukunya. Menoleh ke arahku. Perlahan, dia menciumku
“Saranghae..seo.”
“N..ne?”

~Sooyoung POV~
Jarum jam menunjukkan pukul 11 malam. Udara Seoul cukup dingin tapi tidak terlalu menusuk. Aku berdiri di balkon. Menunggu kyuhyun yang sedang mandi. Kurasakan degupan kecil dalam jantungku. Aku tersenyum melihat cincin yang terpasang di jari manisku. Krek..
Kudengar pintu kamar mandi terbuka. Degupanku bertambah keras. Langkah kakinya semakin mendekat. Perlahan,kurasakan tangannya melingkar di pinggangku. Dia menyandarkan kepalanya di bahuku. Aku memegang tangannya. Aku bisa mencium wangi tubuhnya yang tenang.
“Chagi,” bisiknya pelan di telingaku.
Aku tersenyum tipis dan memegang tangannya. Aku menoleh ke arahnya. Tuhan. Aku harus mengakui kalau namja di sebelahku ini sangat sangat tampan. Dia mengecup pundakku dengan lembut. Naik ke leherku.
“Eumph..”
Aku berbalik menatapnya. Kami tersenyum saat melihat mata satu sama lain. Mengerti maksudnya.

————————–

~Seohyun POV~
Aku mengerjapkan mataku. Tersenyum memandang namja di sebelahku. Dia masih memelukku. Aku kembali memejamkan mataku. Jika ini mimpi..aku tidak ingin terbangun

~Kyuhyun POV~
Aku masih belum ingin beranjak dari tempat tidurku. Aku tersenyum menatapnya. Youngie, kau tahu. Sejak dulu aku ingin sekali terbangun seperti ini. Terbangun dan menemukan seorang malaikat di depan mataku. Aku merapikan rambut yang menutupi wajahnya. Terlihat lelah namun damai. Aku mendekapnya dalam pelukanku. Mengecup dahinya. Aku akan menghapus semua jejakmu dan siwon.  Itu pasti. Dan aku siap terluka untuk itu.

~Siwon POV~
Aku mengerjapkan mataku. Kudapati seohyun masih tertidur dalam dekapanku. Segurat rasa bersalah ada di benakku. Karena aku melakukannya atas dasar kekesalanku pada mereka. Aku tersenyum tipis. Tapi seohyun ah..aku berjanji akan memperbaiki semuanya. Dan belajar mencintaimu

~Sooyoung POV~
Aku mengerjapkan mataku perlahan. Kudapati namjaku masih tertidur sambil mendekapku dengan erat. Aku memejamkan mataku kembali. enggan terbangun dari tidur.
‘Bwara Mr.Simple Simple.’
Cellphone kyuhyun berbunyi. Kulihat dia terbangun dari tidurnya. mengambil cellphone itu dengan tangan kiri. Dia langsung mereject telepon itu dan mematikannya.
“Apa tidak masalah..tidak diangkat?” tanyaku
“Gwaenchanha. Aku tidak ingin kita diganggu.”
Aku tersenyum dan memeluknya dengan erat. Bahkan di tengah kesibukannya, masih ada banyak waktu untukku

———————–

~Taeyeon POV~
Aku sendirian di rumah. Lagi. Siwon pergi kerja, seohyun pergi dengan teman-temannya. Benar-benar keterlaluan. Dua anak itu..seperti tidak memedulikanku. Aku menghela nafas dalam. Youngie..dimana dia? Perlahan, aku masuk ke dalam kamar siwon dan seohyun. Rapi namun atmosfernya tidak hangat. Padahal, aku sangat ingin memiliki seorang putri. Dan sekarang aku memiliki menantu. Tapi seohyun..tidak seperti sooyoung. Dia tidak nyaman kuajak bicara.. Kulihat sebuah undangan ada di atas meja. Undangan yang manis. berwarna putih. Aku membukanya. Seketika aku membelalakkan mata melihat nama pasangannya. Ini..
Sret. Siwon mengambil undangan itu
“Kenapa eomma masuk ke kamar kami tanpa izin?”
Aku nyaris tak percaya mendengarnya
“Apa aku salah..masuk ke kamar anakku sendiri?”
“Tapi eomma seharusnya menjaga privasi kami.”
“Privasi. Siwon ah. Kau sangat berubah karena yeoja itu.”
“Ini tidak ada hubungannya dengan seohyun.”
Aku menarik nafas dalam. Sabar, tae.
“Jelaskan padaku tentang undangan itu.”
“Ini mau kubuang.”
“Itu Sooyoung kah? Sooyoung yeodongsaengmu?”
Siwon meremas undangan itu. Geram.
“Dia bukan yeodongsaengku eomma. Dia hanya yeoja tidak tahu diuntung yang meninggalkan kita untuk harta.”
“Maldo andwae. Dia anak yang baik, siwon.”
“Dia meninggalkan kita tanpa kabar bukan karena dia takut menjadi beban bagi kita. Tapi karena dia memiliki seorang namja kaya raya yang sangat mencintainya dan rela memberi apapun baginya.”
“DIA TIDAK SEPERTI ITU!”
“Lihat! Eomma lebih mempercayai anak itu dibanding aku yang melihatnya langsung. Dia berubah eomma. Tampangnya saja polos. Tapi faktanya, namjanya mengusirku dari pernikahan mereka!”
“Kyuhyun..bukankah..dia temanmu?”
“Bukan. Dia bilang, dia tidak pernah menganggapku sebagai teman, tapi penghalang. Dan itu semua pasti karena soo. Dia tidak sebaik yang kita kira, eomma.”
Aku terdiam. Masih tidak percaya
“Mungkin kau salah paham.”
“Salah paham? Salah paham apanya? Dia pergi dari rumah tanpa kabar, tiba-tiba undangan pernikahannya saja yang muncul lima bulan kemudian. Dia meninggalkan kita dalam kesengsaraan, sementara dia sendiri hidup nyaman di sebuah apartemen mewah pemberian kyuhyun. Dia hanya bersama dengan kita saat appa masih hidup dan berjaya. Setelah appa meninggal dan sengsara? Dia justru pergi eomma, bukannya membantu kita!”
Jantungku terasa sesak mendengarnya…
“Bohong.. aku tahu persis bagaimana sooyoung. Dia tidak seperti itu, siwon ah.”
“Terserah eomma. Aku hanya mengatakan kenyataannya. Dia benalu eomma. Hanya bersama kita saat dia membutuhkan. Coba eomma lihat. Kurang baik apa keluarga kita pada anak yatim piatu itu hah? Kita menampungnya, menyekolahkannya, menguliahkannya. Tapi balasannya? Dia meninggalkan kita di kondisi tersulit itu dan hidup nyaman dengan bantuan kyuhyun. Kelakuannya sangat memuakkan, eomma!”
Siwon melangkah menjauh
“A.h..”
Aku memegang jantungku. Rasanya sangat sesak.
“EOMMA!!”
BRUK! Setelah itu..semuanya gelap.

——————————-

~Sooyoung POV~
PRANG!
“Aigo..bagaimana bisa aku seceroboh ini..”
Aku merapikan pecahan gelas itu. Tiba-tiba jariku terkena belingnya
“A..h..”
“Youngie, gwaenchanha?”
“Hanya tergores sedikit.”
“Aigoo.. Seharusnya kau lebih berhati-hati. Kau kan bisa meminta pelayan membersihkannya.”
“Gwaen..gwaenchanha.”
Aku terdiam sejenak. Entah kenapa…firasatku buruk

~Seohyun POV~
Aku menghela nafas melihat siwon hanya duduk terdiam di depan foto eommanya. Menitikkan air mata. Aku mengusap pundaknya
“Sudahlah, siwonie.”
“Ini..semua salahku. Tidak seharusnya aku membentak eomma dan..”
“Eomma sudah tenang di sana bersama appa.”
Siwon tersenyum tipis
“Kau benar seohyun.”
Aku membalas senyumannya. Dan setidaknya tidak ada yang akan membandingkanku dengan yeoja bernama choi sooyoung itu lagi

————————–

~Sooyoung POV~
“Aa..”
Aku memakan bubur itu. Tubuhku terasa lemas. Agak demam.
“Sebaiknya kau tidak usah masuk ke kantor untuk tiga hari ke depan,” ujar appa mertuaku
“Tapi appa–”
“Tuan, dokter lee sudah datang”
“Sebentar ya,” ujar appa
“Nappeuda,” ujar kyuhyun setelah appa pergi
“Ish..seharusnya kau membelaku.”
“Aku tidak akan membelamu kalau kondisinya seperti ini. Lagipula pekerjaanmu kan bisa kugantikan.”
“Tapi kau pasti kerepot–“dia langsung menyendokkan bubur ke mulutku
“Gwaenchanha. Yang terpenting kesehatanmu”
Aku tersenyum tipis. Kalimat yang manis
“Manis.”
“Jinjja? Buburnya manis?”
“Haish..lupakan.”
“Hwanajimaa.. aku kan hanya bercanda.”
Krek..pintunya terbuka. Ya Tuhan, demi apapun aku benci dokter.

~Seohyun POV~
Aku menghela nafas melihat siwon melamun di kursinya. Aku melihat ke arah testpack itu. Semoga..ini bisa mengubahnya..agar tidak merasa bersalah pada eommanya
“Siwonie.”
“Hm?”
“Ada yang harus..kusampaikan.”
“Katakan saja.”
“Ini..sangat penting.”
Siwon menatap ke arahku
“Aku…hamil.”
“JINJJA?”
Aku mengangguk. Kulihat senyuman merekah di perutnya
“KYAAA! SIWON TURUNKAN AKU!”
“Hahahahha! Aku akan jadi appa!”

~Kyuhyun POV~
Aku menutup pintunya perlahan
“Bagaimana, sonsaengnim?”
“Chukkhae! Istrimu mengandung satu bulan.”
“JINJJAYO?”
Dia mengangguk. Aku nyaris tidak percaya mendengarnya. Aku menoleh ke arah appa. Dia sama kagetnya. Kemudian berubah jadi senyuman yang merekah
“Ada beberapa hal yang harus saya bicarakan berdua dengan Kyuhyun, apa bisa?”
“Ah..tentu saja.”
Appa menepuk pundakku “Chukkhae, putraku.”
“Ne, appa.”
Setelah appa menjauh, dokter lee menarik nafas dalam
“Kau harus memperhatikannya secara intensif. Kondisi kandungannya cukup lemah. Apa dia pernah keguguran?”
“Ne. Karena kecelakaan.”
“Kau tahu, itu artinya harus sangat berhati-hati untuk menjaganya kali ini. Dia tidak boleh stress dan tertekan. Hal ini bisa membahayakan dirinya dan anakmu.”
“….Algesseumnida.”

————————-

~Sooyoung POV~
“Huft..”
Aku menghela nafas. Aku memegang perutku yang mulai membesar. Usia kandunganku sudah lima bulan. Kyuhyun berubah menjadi namja super overprotective. Begitu pula appa. Mereka melarangku ke kantor. Berhubung ini titah dari appa, aku tidak berani membantah. Jujur, aku kasihan melihat kyuhyun bekerja sampai larut sendirian.
Sowoneul malhaebwa!’
Aku melihat cellphoneku. Kyuhyun
“Yeoboseyo..”
Chagi,kenapa suaramu lemas? Kau sakit?”
“Ani.”
Apa ada yang kau inginkan? Aku akan membelikannya untukmu.

~Kyuhyun POV~
Kyu…” Dia terisak
“Kau..kenapa?”
Aku merasa tidak berguna disini..aku bosan. Empat bulan sudah aku diam di kamar. Tidak melakukan apapun. Aku bahkan tidak bisa membantumu yang sibuk bekerja. Aku–“
“Chagi, dengarkan aku. Bertahanlah setidaknya sampai empat bulan lagi. Demi anak kita, demi aku. Dan demi dirimu sendiri.”
Hiks.”
“Hei..kau jelek kalau menangis.”
“…”
Dia mematikan sambungannya. Aku mengambil jas dan kunci mobilku

————————

~Sooyoung POV~
Krek..kudengar pintu kamar terbuka. Aku enggan menoleh. Aku tahu itu kyuhyun. Dia melingkarkan tangannya di pinggangku. Bergelut manja
“Kenapa kau pulang?”
“Aku tidak bisa membiarkan istriku menangis disini sendirian.”
Aku berbalik menatapnya. Dia tersenyum dan mengecup keningku
“Mianhae, aku terlalu sibuk akhir-akhir ini. ”
“Mianhae…aku..sangat kekanak-kanakkan. Aku..membuatmu meninggalkan kantor dan tugasmu–”
“Hei, bagiku kau lebih penting daripada tugas itu.”
Aku menyungging sudut bibirku. Seketika sebuah hal terlintas di kepalaku

“Kenapa kau kesini? bukannya kau harus mengerjakan tugasmu yang katanya super banyak itu?”

“Hei, bagiku kau lebih penting daripada tugas itu

“A..h..” Aku memegang kepalaku. Rasanya sakit
“Chagi?”

“Kau menyukainya?”
“Ne. Sangat manis.”
“Syukurlah kalau begitu. Ah, ya. Ada beberapa baju untukmu di lemari. Kurasa pasti pas di tubuhmu.”
“Gomawo..eomma.”

“Kepalaku sakit, kyu.”
“Duduklah, youngie.”

“Kalau ada kesulitan di pelajaran, kau bisa bertanya pada siwon. Dia sangat pintar. Dia pasti bisa menjawab pertanyaanmu. Beristirahatlah dulu. Jangan lupa ikut makan malam jam 6. Annyeong.”

Aku meringis. Beberapa kejadian seolah terputar dalam kepalaku

“Ani. Ini..karena pendidikan di sekolahmu yang terlalu maju.”
“Lalu kenapa harus aku yang mengajarimu hah?”
“Eomma yang menyuruhnya. Kau keberatan?”

“Haish..ini benar-benar membuatku depresi.”
“Aku hanya bodoh soal matematika!”

“Untuk apa aku memasak untukmu?! Dasar namja random.”
“MWO?”
“Random!”

“Sakit..”
“Youngie..kumohon berhentilah menyakiti dirimu sendiri..”

“Ini semua karenamu.”
“Dasar namja manja.”
“Apa katamu?”
“Manja.”

“Apa kau tahu hadiah yang diinginkan siwon oppa?”
“Hadiah?”
“Ne. Untuk natal.”

“Choi Sooyoung. Yang berisik. Menyebalkan. Dan kubenci dulu. Be my girlfriend?”

“Kubilang aku menerimamu!”
“Aku tidak dengar!!”
“KUBILANG AKU MAU MENJADI YEOJACHINGUMU, SIWON”

“Youngie..”
Aku terdiam. Seketika setetes air mataku terjatuh. Aku mengingat semuanya…

Flashback
“Apa yang harus kita lakukan siwonie? Perusahaan appamu sudah bangkrut. Semua aset akan disita. Dan hanya ada Tuan Seo yang ingin membantu kita. Asalkan kau mau menikah dengan putrinya.”
“Eomma..aku perlu memikirkannya.”
“Apa lagi yang harus kau pikirkan?”
Flashback End

“Chagi…”
Aku menepis tangan kyuhyun
“Aku tidak percaya..kau…selama ini–”
“Chagi, aku bisa jelaskan semua–”
PLAK! Aku menamparnya
“AKU BENAR-BENAR KECEWA PADAMU, KYU. Kau–”
“Aku melakukannya karena aku mencintaimu. Karena aku tidak mau kau terluka. Aku tidak mau kau mengingat semua kepahitan itu lagi dan–”
“Kalau kau mencintaiku, kau tidak akan menipu…a..h..”
Aku memegang perutku. Rasanya sangat sakit
“Youngie–”
“manhi..aphayo..”
Dia langsung menggendongku.
“Bertahanlah.”

~Seohyun POV~
“Bagaimana? Enak?”
“Mashita!”
“Setelah ini..apa lagi yang kau inginkan?”
“Hm..chocolate cake.”
“Arraseo. Kaja!!”

~Kyuhyun POV~
Aku menunggu di depan ruangannya dengan cemas. Aku merutuk dalam hati. Tanganku tidak bisa diam. Youngie…kumohon. Kau dan bayi kita harus bertahan..
Krek..
Pintu itu akhirnya terbuka
“Bagaimana, sonsaengnim?”
“Syukurlah, mereka baik-baik saja.”
Aku menghela nafas lega
“Permisi.”
Aku masuk ke dalam ruangan. Kulihat dia memalingkan wajahnya ke jendela.
“Pergi,” ujarnya singkat
“Andwae. Aku akan menjagamu disini. Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian dalam kondisi seperti ini.”
“Yoona bisa menjagaku.”
“Youngie, aku tahu kau marah. Dan aku mengakui kalau..aku salah. Tapi jujur, dalam diriku, aku tidak berniat menipumu.”

~Sooyoung POV~
“Lalu apa?”
“Aku mencintaimu, youngie. Dan aku takut kau terluka jika mengingat kenangan itu lagi.”
Aku menatapnya. Jujur, sebagian dari diriku tidak tega melihatnya seperti ini
“Aku takut kehilangan sooyoung yang ceria. Yang selalu mengisi harinya dengan tawa.”
“Bisakah kau meninggalkanku sendiri disini?”
Dia hanya diam. Menatapku. Matanya sendu.
“Jebal.”
“Baiklah.”
Dia mundur perlahan ke arah pintu
“Aku hanya mohon youngie. Percayalah. Aku tidak mungkin melakukannya untuk menyakitimu. Jaljayo.”
Dia menutup pintunya perlahan. Aku menyandarkan kepalaku. Setetes air mataku menetes. Bukan karena merasa ditipu. Tapi kenapa..aku tidak tega melihatnya selemah ini?

~Yoona POV~
“Suster, dimana kamar cho sooyoung?”
“Di kamar 503.”
“Gamsahamnida.”
Aku mempercepat langkahku ke sana. Kulihat kyuhyun duduk di luar. Terlihat frustasi. Aku tidak pernah melihatnya seperti ini. Aku duduk di sebelahnya
“Dia mengingat semuanya.”
“N..ne?”
“Dia mengingat siwon dan semua kenangan pahit lainnya. Dan sekarang, dia bilang aku menipunya selama ini. Dia tidak mau bertemu denganku.”
Aku menghela nafas. Youngie. Keras kepalanya tidak berubah
“Yoona ssi. Aku meminta tolong padamu..tolong jaga dia. Pastikan dia beristirahat dan makan. Aku takut terjadi sesuatu padanya..atau anak kami.”
“Arraseo.”
Aku berdiri dan mengetuk pintunya. Aku membukanya perlahan. Kulihat youngie di sana. Duduk dan menoleh ke jendela. Pandangannya kosong
“Kau tega membiarkan kyuhyun di luar?”
“Biarkan saja.”
Aku duduk di sampingnya
“Tidak baik berperilaku seperti ini pada nampyeonmu sendiri.”
“Kau tidak tahu apa yang dia perbuat.”
“Kalau kau ingin marah..jangan marah padanya saja. Tapi juga padaku.”
Dia menoleh ke arahku. “Maksudmu?”
“Aku..mengetahui semuanya. Dari awal. Dari sebelum kalian menikah.”
“Yoong. Padahal, kau adalah sahabat terbaikku dari kita masih kecil. Tapi kenapa–”
“Justru karena aku sahabatmu, aku ingin kau bahagia youngie.”
“Bahagia?”
Aku mengangguk
“Apa menurutmu sekarang aku bahagia? Aku merasa ditipu, yoong. Aku merasa dijebak oleh kalian.”
“Aku tahu..kau pasti sangat marah. Tapi dia punya alasan.”
“Alasan?”
“Masa lalumu bersama siwon..sangat buruk, youngie.”
“Sangat buruk? Kami hanya berpisah karena dia dijodohkan. Aku pun meninggalkannya karena aku sudah banyak menyulitkan keluarganya. Aku ingin membalas budi dan–”
“Dan kau membalas budi dengan meninggalkannya di saat kau hamil?”
“Ha..mil?”
“Aku tidak bisa menutupi ini semua. Kau harus tahu alasan kyuhyun, youngie. Dan alasanku mendukungnya. Kau mengalami kecelakaan di hari dimana siwon menikah. Dan di saat itulah, kyuhyun dan aku tahu kalau ternyata..kau keguguran.”
Aku terdiam. Bibirku terasa kelu. Tidak mungkin..
“Aku menyetujui ide gilanya untuk membungkam mulutku karena aku tahu kenyataan ini terlalu pahit untukmu. Seiring berjalannya waktu, kyuhyun telah menggantikan posisi siwon di hatimu. Dan aku turut bahagia melihatmu tertawa. Kyuhyun tidak pernah bermaksud menipumu, youngie. Percayalah. Dia terlalu mencintaimu sampai rela menutupi semuanya agar kau tidak menutup hatimu.”
“Maldo andwae..”
“Jika dia tidak mencintaimu, apa menurutmu dia akan menerimamu apa adanya? Tidakkah kau pernah memikirkan perasaannya? Ada beberapa kenangan bersama siwon..yang kau anggap sebagai kenanganmu bersama kyuhyun. Dia harus menahan semua kepahitan itu youngie. Kalau dia hanya pemeran di depan layar, bukan di balik layar.”
Aku mengusap air mataku.
“Kau tahu seberapa kyuhyun mencintaimu, youngie. Jangan membohongi perasaanmu sendiri. Kecuali kau mau kehilangan orang yang kau cintai dua kali.”
Aku menatap yoona. Dia menatapku dengan sendu. Sama seperti kyuhyun
“Kau tahu, kenapa dia sangat overprotective padamu dan bayi kalian?”
Aku menggeleng
“Saat dia mendengar kabar kalau kau mengandung, euisa berpesan padanya untuk menjagamu dan kandunganmu dengan intensif. Kau pernah keguguran karena kecelakaan. Hal itu menyebabkan kandunganmu sangat rentan. Oleh karena itu, kyuhyun memutuskan untuk memintamu bedrest. Kau tahu, sebagai sahabat aku prihatin melihatnya. Dia lembur sampai larut, mengerjakan semua tugas yang seharusnya kau kerjakan. Setiap kali aku bertanya bagaimana bisa dia menjadi orang sehebat itu, kau tahu apa jawabannya?”
“Apa?”
“Dia bilang, karena dia akan menjadi seorang appa yang dikagumi anaknya.”
Aku membiarkan air mataku menetes. Aku tidak tahu dia berkorban sebanyak itu. Dan aku malah memperlakukannya seperti ini. Aku..benar-benar egois. Kekanak-kanakkan. Aku hanya memikirkan perasaanku yang tertipu. Tapi tidak memikirkan perasaannya. Yoona benar.
“Yoong..bisakah..kau memanggilkan kyu untukku?”

~Kyuhyun POV~
Srek..
Pintu kamar inapnya terbuka. Aku terjaga dari tidurku.
“Dia ingin bertemu denganmu.”
“N..ne?”
Yoona tersenyum dan menepuk pundakku. Kemudian dia berlalu pergi. Aku masuk ke dalam. Kututup pintunya perlahan. Youngie hanya menunduk ke bawah. Memainkan jarinya. Setetes demi setetes air mata jatuh dari pelupuk matanya.
“Aigo..apa yang yoona katakan padamu sampai kau menangis begini?”
Aku mengusap air matanya. Dia menahan tanganku
“Kau..masih marah padaku?”
Dia menggeleng
“Mianhae..” Aku nyaris tidak percaya dengan apa yang kudengar
“Aku yang seharusnya meminta maaf. Seharusnya..aku tidak menyembunyikan apapun darimu.”
“Ani. Aku yang seharusnya meminta maaf. Aku sangat egois dan kekanak-kanakkan. Aku hanya memikirkan diriku. Aku tidak memirkan bagaimana perasaanmu yang selama ini berkorban demiku. Aku sudah melukaimu selama ini. Mianhae..”
“Sst.. aku sudah bilang kan, aku akan melakukan apapun yang membuatmu dan anak kita bahagia”
Dia tersenyum tipis. Menaruh tanganku di perutnya
“Aku berjanji..akan melupakan segala sesuatu mengenai namja brengsek itu. Dan tidak akan kuingat lagi. Sedikitpun.”
Aku tersenyum dan mengusap tangannya perlahan
“Aku tidak ingin kehilangan..seseorang yang paling berharga dalam hidupku untuk ketiga kalinya.”
“Kau tidak akan kehilangannya, chagi. Dan kita akan membuka lembaran baru di negeri yang baru.”
“Maksudmu…?”
“Appa memberi titah..agar aku menjadi presdir cho corp di Canada. Aku ingin kita membuka lembaran baru di sana. Bersama keluarga kecil kita. Bagaimana? Kau bersedia?”
Aku terdiam sejenak. Seoul. Banyak kenangan yang ada di sini. Sebagian besar buruk. Dan kurasa, kyuhyun benar. Ada baiknya..kami membuka lembaran baru di tempat lain. yang jauh..dari semua ini
“Aku setuju.”

————TBC———–

113 thoughts on “Unpredictable {Part 2}

  1. huaaaaaa…
    so sweet nyaaa.. untung ada yoona.. yeay soo jd memaafkn kyu..
    hihi
    wah mreka mau k luar negri..

    daebakk chingu.. kereenn..
    makin seru nih.. huehehe
    lanjuutt ne… ;)

  2. Fotonya jok hanya soo aja?
    Kyuppa ny mana?
    Soo udh ingat semuanya…
    Soo benci ma kyuppa…
    Tapi ada yoona yg blg semuanya ke soo..
    N soo maafin kyuppa…
    Mereka akan buka lembaran baru di luar negri?

Leave a comment