Breath {Part 4-2}

Mianhae readers ^^” part 4 dipost jadi dua bagian karena ada masalah sama komputernya

~Changmin POV~
Aku memarkirkan mobilku di depan apartemen itu. Aku masih penasaran dengan kasus ini. Tuan Cho. Biar bagaimanapun, ia pernah bekerja di rumahku selama delapan belas tahun. Aku tidak percaya dia mencoba membunuh putranya sendiri, sekalipun ia kehilangan pekerjaan karena putranya itu. Aku mencoba mencernanya. Motif pembunuhan. Itulah yang harus kutemukan sekarang. Tuan Cho masih hidup. Aku yakin itu. Seketika aku membuyarkan lamunanku begitu melihat yeoja itu keluar dari apartemennya. hanya dia yang bisa membuka masalahnya
“Sooyoung ah!”
“Changmin oppa?”

~Sooyoung POV~
“Ini.” Dia menyodorkan segelas hot chocolate padaku
“Gomawo.”
“Seharusnya kau belum boleh keluar rumah.”
“Aku sudah sembuh.”
“Kau tidak takut?”
“Takut?”
“Ne. Biasanya para korban akan takut untuk keluar–”
“Ani. Untuk apa? Tidak ada yang mengincarku.”
‘Seandainya kau tahu bahwa para jaksa berasumsi lain.. kalau Tuan Cho masih hidup’
“N….ne?”
“Waeyo?” tanyanya
“Ah…ani.”
Dia mengaduk kopinya
“Sejujurnya…mungkin hal ini tidak nyaman bagimu. Tapi aku hanya ingin tahu satu hal.”
“Apa?”
“Apa hubunganmu dan kyuhyun?”
“Dia waliku.”
“Maksudku..bagaimana bisa kau menjadi wali kyuhyun? Misalnya appamu adalah sahabat appanya.”
“Ceritanya panjang.”
‘Haish…bagaimana cara membuatnya bercerita? Aku membutuhkan informasi untuk menganalisis kasus ini.’
“Dulu, saat aku masih kecil, aku mengalami kecelakaan.”
“N..ne?”
“Kecelakaan itu disengaja. Appaku dibunuh di tempat oleh seseorang bernama Jung Yunho. Kyuhyun menjadi saksi dalam kecelakaan itu.”
“Maksudmu….dia–”
“Dia menjadi satu-satunya penyelamatku di saat semua orang hampir menjatuhi dakwaan ‘kecelakaan tak disengaja’ pada namsong itu. Setelah itu..aku berjanji padanya. Kalau suatu saat nanti aku akan menyelamatkannya jika ia dalam bahaya. Karena Jung Yunho mengancam akan membunuhnya dan membuat keluarganya menderita.”
‘Maldo andwae…Apa…Jung Yunho ada hubungannya dengan kasus ini?’
“Kau..tahu Jung Yunho?”
“Aku..hanya pernah mendengar tentang Kyuhyun yang menjadi saksi di pengadilan itu.”

—————————–

~Kyuhyun POV~
Jam sudah menunjukkan pukul 6. Kenapa dia belum juga pulang? Apa dia marah karena soal kemarin? Haish….benar-benar kekanak-kanakkan. Aku mengintip dari balkon apartemen. Kulihat sebuah mobil yang kukenal berada di parkiran. Mobil Changmin.
Tinit. Pintunya terbuka. Aku cepat-cepat menghampirinya
“Kau darimana?”
“Coffee Shop.”
“Selama ini?”
“Aku bosan di rumah.”
“Yaa! Tidakkah kau sadar? Kau masih dalam baha–”
“Apa pedulimu?” tanyanya lalu masuk kamar
Apa peduliku? Apa dia sudah gila hah?
“Yaa! Aku ini walimu! Kalau sesuatu terjadi padamu, aku juga yang repot!”

~Changmin POV~
Aku masih berada di mobilku. Sulit dipercaya. Jadi yang menghubungkannya dengan kyuhyun adalah kecelakaan itu? Dia anak kecil waktu itu? Aku memegang dahiku. Aku tidak akan bisa melupakan kejadian itu

Flashback
“Aku tidak sangka kalau aku telah membesarkan seorang pengecut sepertimu.”
Aku hanya diam dan menunduk
“Mianhmanida appa.”
“Changmin ah. Aku tidak pernah mengajarimu menjadi seorang pengkhianat ataupun pecundang yang mengingkari janjinya. Apa gunanya mereka mengelu-elukanku sebagai hakim yang bijaksana jika putraku sendiri tidak bisa membela keadilan?”
“Appa–”
“Aku kecewa padamu changmin ah.”
Flashback End

“Seandainya kau tahu. Aku sangat menyesali keputusan yang kubuat hari itu.”

————————————–

~Kyuhyun POV~
“Hoaam..”
Aku melangkahkan kaki keluar dari pintu kamar. Kulihat dia di meja makan, sudah rapi dengan seragamnya.
“Makananmu sudah kusiapkan,” ujarnya sambil memakai sepatu
“Kau pergi ke sekolah sendirian? Kenapa–”
“Changmin oppa menjemputku. Jadi aku tidak perlu menunggumu bersiap.”
“Changmin? Sejak kapan kau dekat dengannya?”
“Memang itu urusanmu?”
“Yaa! Kuperingatkan! Dia bukan orang yang baik.”
Dia berdiri dan menatapku dengan dingin
“Yang buruk itu kau. Bukan dia.”
“Mwo?!”
“Annyeong,” ujarnya lalu pergi
Aku menatapnya dengan kesal
“Mwoya? Apa-apaan itu.”

~Changmin POV~
“Jadi kau tinggal di sana sendirian selama itu?”
“Ne. Kedua bumonimku sudah meninggal. Aku pun tidak ingin merepotkan ajjeosi dan ahjumma.”
“Kau hebat.”
“Ne?”
“Sampai sekarang, aku merasa payah. Aku belum bisa melakukan sesuatu yang signifikan dengan tanganku sendiri. Semuanya diatur appa.”
“Ani. Oppa adalah jaksa yang hebat. Buktinya, kau bisa menangkap si kembar itu.”
“Ah…kau melihat sidang itu?”
“Ne. Taktikmu bagus.”
“Aku merasa bersalah pada kyuhyun.”
“Waeyo?”
“Dia pasti mendapat masalah karena dianggap bersekongkol dengan jaksa untuk menjebak pelaku.”
“Masalah..?”
“Ne. Mungkin teguran.”
“Aku tidak tahu kalau itu bisa menjadi masalah.”
“Kau tahu, menjadi pengacara itu sulit. Kau tidak tahu pasti siapa yang benar dan siapa yang salah, tapi kau harus mempercayai dan membela client mu. Tidak peduli salah atau tidak.”
Aku mencoba berpikir
“Kau tahu. Aku memiliki banyak kesalahan yang belum kutebus. Kurasa kyuhyun menceritakannya padamu. Soal insiden kembang api.”
“Ah..ne.”
“Sejujurnya..setelah kupikir-pikir aku sangat iri padanya.”
“Waeyo?”
Dia memarkirkan mobilnya
“Dia punya segalanya. Dia mendapat pujian dari apppaku, bahkan aku dibanding-bandingkan dengannya. Dia pintar dan bertalenta, sedangkan aku tidak. Dan dia berani. Itulah yang tidak kumiliki.”
“Oppa..”
‘Kau tahu seandainya aku bisa kembali ke masa itu, aku akan membuka pintunya dan menjadi salah satu orang yang menyelamatkanmu.’
Aku terdiam mendengarnya. Dia…salah satu saksi yang menghilang waktu itu?
“Aku merasa..kalau cara itu dapat menyingkirkannya. Nyatanya tidak. Itu malah membuatku terlihat lemah dan bodoh. Kini aku ingin bersaing secara sehat dengannya untuk mendapatkan hal yang kuinginkan, tanpa menyingkirkannya.”
Dia keluar dari mobil dan membukakan pintu untukku
“Nanti kau terlambat.”

——————————

~Kyuhyun POV~
Aku melangkahkan kakiku dengan gusar. Bagaimana bisa dia dekat dengan changmin? Apa hubungan mereka? Bisa-bisanya dia membela musuh bebuyutanku. Aku menggeleng tak percaya. Tiba-tiba kudengar suara teriakan dari ruangan itu
“Ajjeosi! Hentikan!!”
Aku cepat-cepat membuka pintu. Kulihat ajjeosi itu membawa seember sampah dan akan melemparkannya ke vict
“Vict!”

~Victoria POV~
BRUK!
Aku membuka mataku perlahan. Kulihat kyuhyun ada di depanku. Badannya penuh sampah dan tangannya terluka
“Gwaenchanha?”
“Ne..”
“Yaa! Ajjeosi! Kau tidak bisa melemparinya dengan sampah seperti ini! DIMANA AKAL SEHATMU?”
“KYUHYUN SSI!”
Pengacara Park menatap kami dengan tajam
“Maafkan kami, ajjeosi.”
“Mwoya!! Kenapa anda meminta maaf padanya?! DIa menghina pekerjaan kita dan bahkan melukai kyuhyun!”
“VICTORIA SSI!”

~Sooyoung POV~
“Yang bersamamu tadi Jaksa Cho kan?” tanya Yoona
Aku mengangguk pelan
“Ternyata dia tampan juga kalau dilihat dari dekat,” ujar fany
“Ne. Dan dia baik.”
“Lalu cinta pertamamu bagaimana?” tanya yoona
“Lupakan saja.”
“MWO?”
“Ada apa?” tanya fany
“Dia tidak sebaik yang kubayangkan.”

——————————-

~Victoria POV~
“Kau pulang saja.”
“Mana bisa begitu. Aku yang membuatmu mendapat tugas ini.”
“Gwaenchanha.”
“Mianhae tanganmu jadi terluka karenaku.”
“Itu bukan masalah.”
Aku mengambil kotak obat dan duduk di sebelahnya
“Yaa! Apa yang kau–”
“Diamlah.”
Aku membalut tangannya dengan perban
“Kenapa kau menyetujuinya? Seharusnya oper saja tuga situ ke ryeowook. Dia bahkan membuat tanganmu terluka.”
“Pertama, karena pengacara park mengancamku.”
“Mengancam?”
“Ne. Tentang kasus si kembar dan keterlibatan jaksa.”
“Ah…soal itu.”
“Kedua, karena aku tidak bisa membiarkan dia menghina pekerjaan kita dan agar dia meminta maaf padamu.”
Aku tersenyum tipis
“Dari dulu, kau selalu membelaku.”
“Itu kewajibanku kan? sebagai sahabat.”
“Kukira kau masih membenciku.”
“Ani. Biar bagaimanapun, kau adalah orang yang paling mengertiku di saat semua orang tidak mengerti.”
“Mianhae.”
“Ne?”
“Mianhae karena aku tidak bisa menjadi sahabat yang baik saat–”
“Gwaenchanha. Aku bisa mengerti. Kau masih shock dengan berita itu.”
“Ne.”

————————-

~Yunho POV~
“Setelah ini..apa rencanamu?”
“Kulihat…cho kyuhyun sangat memprihatinkan. Kurasa aku cukup bosan jika bonekaku sudah seperti itu.”
“Jadi…?”
Aku menyungging sudut bibirku
“Hei. Menurutmu apa yang sebaiknya kulakukan pada choi sooyoung?”
“N…ne?”

~Sooyoung POV~
Jam sudah menunjukkan 11 malam. Dia belum juga pulang. Aku duduk di ruang tengah sambil menonton televisi. Tak lama kemudian, pintunya terbuka. Saat aku melangkah ke sana, kulihat tangannya dibalut perban
“Tanganmu..kenapa?”
“Bukan urusanmu,” ujarnya lalu pergi
Apa-apaan itu? Aku menggerutu dalam hati. Jadi dia mencoba untuk membalas dendam?

————————–

~Changmin POV~
“Changmin ssi!”
Kudengar seseorang memanggilku. Saat aku menoleh, kudapati seorang yeoja di sana. Dia berambut panjang dan tersenyum padaku
“Nuguseyo?”
“Haish..sombong sekali. Kau tidak mengenaliku? Aku vict.”
“Ah….Victoria nya kyuhyun?”
“Haish…jinjja. Bisa-bisanya masih memanggilku seperti itu.”
“Kau sedang apa disini?”
“Kau sendiri?”
“Itu bukan urusanmu.”
“Kau pasti menunggu yeojachingumu.”
“Aku–”
“Ah…atau kau menyukainya tapi dia tidak menyukaimu?”
“Mwoyaa! Apa-apaan itu?”
“Dulu juga begitu kan? Kau menyukai Jaekyung tapi dia tidak–”
“Haish! Kau tetap saja masih menyebalkan! Aku sudah tidak menyukainya. Aku menunggu yeojachinguku disini. Arra?!”
“Yeojachingu?”
“Ne.” Lebih baik berbohong daripada dihina oleh orang sepertinya
“Kau sendiri?”
“Aku menunggu kyuhyun.”
“Ah..kau masih mengejarnya?”
“Ani! Aku–”

~Victoria POV~
“Ah..aku mengerti. Kau menolaknya, sekarang kau ingin kembali padanya.”
“Ani! DIa namjachinguku.” Lebih baik berbohong daripada dihina orang sepertinya

~Sooyoung POV~
Aku mencoba memandang dua orang itu dari jauh. Itu..changmin oppa dan si yeoja menyebalkan. Apa mereka sudah saling mengenal? Aku melangkah ke arah mereka
“Oppa!” Aku menepuk pundaknya
“Ah..annyeong.”
“Dia yeojachingumu?” tanya yeoja menyebalkan itu
Changmin oppa langsung merangkulku
“Ne. Kalau begitu kami pergi dulu. Annyeong.”
Aku masih tercengang mendengarnya. Yeojachingu?

~Changmin POV~
“Mianhae…aku membuatmu tidak nyaman tadi,” ujarku
Dia tersenyum dan menggeleng. “ani. tapi aku hanya penasaran. Dia mantanmu?”
“Bukan. Tapi dia yeojachingu kyuhyun.”
“Yeojachingu kyuhyun?”
“Ne. Memangnya kau tidak tahu? Bukankah kyuhyun wali mu?”
Dia hanya diam dan tampak berpikir
“Tapi mereka cocok,” ujarku
“Ne. Sama-sama menyebalkan.”
“Kau…mengenal victoria sebelumnya?”
“Ne.”

~Kyuhyun POV~
“Kau tahu, tadi aku bertemu changmin di dekta rumahmu,” ujar vict saat kami berada dalam kereta
“Ah..dia pasti menjemput sooyoung.”
“Kau tahu mereka berpacaran?”
Aku terdiam sejenak. “Pacaran?”
“Ne. Dia bahkan mengenalkannya di depanku.”
“Kau yakin?”
“Kurasa begitu. Lagipula mereka terlihat cocok.”

—————————-

~Sooyoung POV~
Aku berada di ruang makan bersamanya sekarang. Rasanya benar-benar canggung. Tidak seperti sebelumnya. Entah kenapa segurat rasa dalam diriku sedikit kecewa mendengar hal itu. Benar-benar bodoh
“Kurasa…kau bisa pulang ke rumahmu sekarang,” ujarku
“N…ne?”
“Yeojachingumu pasti marah jika dia tahu kau tinggal bersamaku.”
“Maksudmu vict?”
Bisakah dia tidak menyebut namanya?
“Memangnya kau punya berapa yeojachingu?”
Dia hanya diam
“Bagaimana kalau Jung Yunho muncul? Ah…atau sejak awal dia memang tidak ada. Kau yang terlalu paranoid,” ujarnya dengan sinis
Aku menaruh sumpitku
“Terserah. Kalaupun dia masih hidup dan muncul, itu tidak masalah.”
“Kau terlalu sombong sooyoung ah.”
Aku berdiri dari tempatku
“Kau takut dia muncul kan? Makanya kau memintaku tinggal disini. Sekarang, bagaimana bisa kau mengubah pikiranmu dengan epat hah? Apa cinta memakan logikamu?”
Aku mengepalkan tanganku. “Aku punya changmin yang lebih bisa diandalkan dibanding kau.”
“Justru karena itu aku tidak bisa membiarkanmu sendirian disini.”
“Wae?”
“Bayangkan. Seorang yeoja tinggal sendirian dalam sebuah apartemen dan namjachingunya bisa mengakses pintu kapanpun dia mau. Tidakkah itu berbahaya?”
“Justru kau yang berbahaya.”
“Yaa!”
“Aku sudah membayar hutangmu dengan menyelamatkanmu. Tidakkah itu sudah cukup, kyuhyunssi?”
Dia hanya diam. Begitu pula aku yang tidak bisa mengatakan apapun
“Choi Sooyoung. Dengar. Aku adalah walimu. Setidaknya biarkan aku disini sampai kau berusia 19 tahun.”
“Untuk apa?”
“Memastikan kau tidak macam-macam. Karena jika sesuatu terjadi padamu, aku yang akan disalahkan dan dituduh sebagai wali yang tak bertanggung jawab.”
“Terserah.”

TBC