Glass Slippers {Part 9}

glass slippers

Title : Glass Slippers

Main Cast :
Choi Sooyoung
Seo Joohyun
Cho Kyuhyun
Jung Yonghwa

Other Cast
Choi Minho
Kwon Yuri

Type : Series

Genre : Romance

Rating : PG-15

~Sooyoung POV~
“Bagaimana, enak?” tanyaku
“Mashita!”
Aku tersenyum kecil melihatnya makan dengan cepat. Antara kelaparan atau memang enak. Entahlah. Aku mengambil segelas air dan meminumnya. Awkward. Aku sendiri bingung harus membicarakan apa dengannya. Aku menatapnya sebentar. Mata kami bertemu.
Satu…
Dua…
Tiga..
Aku memalingkan wajahku. Haish.. kenapa jadi salah tingkah begini

——————————————

~Kyuhyun POV~
“Aku…harus membuat paper ku,” ujarnya setelah selesai makan
Aku tersenyum melihatnya memasuki kamar Innocent. Mungkin itu kekurangan sekaligus kelebihannya. Choi Sooyoung. Padahal sudah sejak lama aku anti-nice-girl. Tapi sekarang sepertinya aku melihat sisi lebih mereka.

~Sooyoung POV~
Krek…pintu kamarku dibuka. Kulihat dia berdiri di ambang pintu
“Masuklah.”
Dia masuk ke dalam. Sesekali memandang ke sekitar
“Baru pertama kali aku melihat kamarmu. Ternyata kamar yeoja memang rapi dan manis,” ujarnya sambil duduk di tempat tidurku. Memainkan pajangan di nakas. Aku kembali fokus pada laptopku. Mengetik paper yang harus kuserahkan besok. Sesekali melihat ke arah kyuhyun yang hanya duduk di sana dan tersenyum. Kenapa namja ini sangat senang mengerjaiku. Aku tidak mengerti. Padahal sejujurnya aku bisa mengusirnya keluar dari kamarku. Tapi kali ini aku justru membiarkannya. Jujur, baru pertama kali aku mengizinkan seorang namja selain harabeoji masuk ke kamarku. Kyuhyun beranjak dari tempat tidurku. Menarik kursi di pojok ruangan ke sebelahku
“Ada yang bisa kubantu?” tanyanya
“Ani. Ini tugasku, aku yang harus menyelesaikannya sendiri.”
“Arra.”
Aku kembali mengetik tugasku. Tiba-tiba dia menunjuk layar laptopku
“Yang ini salah. Yang benar ke delapan terbesar di dunia.”
Aku menengok ke arahnya. Kejadian ini……rasanya..pernah terjadi di suatu tempat
“Yang ini salah. Seharusnya sembilan ditambah lima itu empat belas.”
“Ne Youngie.”
“pancakenya sudah jadi!”
“Yeaaay!!”

 

~Kyuhyun POV~
“A…h…” dia meringis sambil memegang kepalanya
“Gwaenchanha?”
Dia hanya memejamkan matanya. Aku mengambilkan segelas air hangat untuknya
“Minumlah.”
Dia meminumnya perlahan. Kemudian memandang laptopnya dengan bingung
“Rasanya kejadian ini pernah terjadi di suatu tempat.”
“Maksudmu dejavu?”
“Aniya. Entah kenapa aku seperti melihat memori yang tidak pernah kuingat.”
“Maksudmu?”
“Aku seperti melihat seorang anak perempuan kecil. Usianya sekitar 5 tahun. Aku mengajarinya matematika.”
“Mungkin kau kelelahan.”
“Ne.”
“Sebaiknya kau beristirahat.”
“Andwae. Aku harus menyelesaikan paper ini dulu.”
“Biar aku saja yang menyelesaikannya.”
“Andwaeyo. Ini kan….”
“Haish..sudahlah. Aku juga akan merahasiakannya dari dosenmu.”
“Tetap saja tidak bisa.”
“Baiklah, kalau begitu aku yang mengetik, kau yang mengatakan kata-katanya.”

—————————————

~Seohyun POV~
Aku sedang berada di apartmentku. Memandang ke sekitar. Misi kali ini membuatku lelah. Kenapa aku harus menjadi mahasiswi? Aku menyandarkan kepalaku di sofa. Memejamkan mataku
“Youngie..apa yang sedang kau lakukan? Apa kau masih hidup?”
Aku tidak pernah bosan menanyakan hal itu. Andai aku bisa bertemu youngie.. Seo Sooyoung.. Kembaranku yang sekarang entah ada dimana. Entah kenapa nama Choi Sooyoung mengingatkanku padanya dan membuatku dilema dengan misi menghancurkannya. Sadarlah seohyun… Mana mungkin Choi Sooyoung adalah Seo Sooyoung. Jelas-jelas dia disebut-sebut sebagai putri tunggal Choi corp. Ada banyak orang dengan nama yang sama di dunia ini. Dan yang pasti, youngie mengingatku dan akan mencariku

~Kyuhyun POV~
Aku tersenyum kecil melihatnya tertidur di kursi. Wajahnya kelelahan. Aku mengetik tugasnya sampai selesai, setelah itu mengoreksinya. Setelah memastikan semuanya benar, aku menekan tombol print di sana. Dia bahkan tidak terbangun saat mendengar suara printer. Setelah aku mematikan laptopnya, aku memindahkannya ke tempat tidur dengan hati-hati. Menyelimutinya perlahan. Seulas senyuman tersungging dengan sendirinya. Ini aneh. Aku berniat meninggalkannya. Tiba-tiba dia menahan tanganku
“Kajima…”
Aku memegang dahinya. Agak demam. Berkeringat dingin. Suaranya bergetar seperti ketakutan. Aku melepaskannya perlahan kemudian mengambil semangkuk air untuk mengompresnya. Aku memeras kain kecil itu lalu mengompres dahinya. Mengusap kepalanya perlahan
“I will never leave you, dearest princess.”

—————————————–

~Minho POV~
“Kondisinya menurun. Sepertinya ada sesuatu yang dia pikirkan,” ujar euisa setelah memeriksa harabeoji. Setelah mengantar euisa keluar rumah,aku pergi ke kamar harabeoji. memandang sosok yang tertidur di ranjangnya dengan cemas. Harabeoji mengeluh kepalanya terasa sakit sejak kemarin. Dan kurasa aku tahu penyebabnya

~Sooyoung POV~
Aku mengerjapkan mataku perlahan. Rasanya ada sesuatu yang mengganjal di dahiku. Aku mengambilnya. Kulihat sebuah handuk kecil ada di tanganku. Aku menengok ke samping. Kulihat kyuhyun tertidur di kursi. Kepalanya bersandar di tempat tidurku. Wajahnya kelelahan. Aku beranjak dari tempat tidurku perlahan. Kulihat paperku sudah selesai. Ada di atas meja. Aku tersenyum kecil melihat sosok yang memakai kaus putih dan celana basket di sana. Dia yang mengerjakannya
“Gomawo.”
Aku pergi ke luar kamar, mencari sesuatu untuk dimasak. Entah kenapa senyuman itu tidak bisa hilang. Aku baru tahu dia sangat perhatian

~Kyuhyun POV~
“Hoammmmm..”
Aku meregangkan otot tanganku. Dia tidak ada di tempat tidur. Dia kemana? Aku cepat-cepat beranjak dari tempat tidurku. Kudengar ada bunyi dari dapur. Dia di sana. Aku menghela nafas lega. Yeoja ini benar-benar sering mengejutkan orang lain. Dia menoleh ke arahku sambil memegang dua piring pancake
“Annyeong.”
Dia menaruh pancake dan berbagai selai di atas meja. Aku duduk di depannya
“Selamat makan!” ujarnya lalu mengambil selai coklat.
“Kau sudah tidak pusing?”
“Aku baik-baik saja.”
Aku memegang dahinya. Sudah tidak demam
“Aku memang memiliki kekuatan ekstra. Bisa sembuh dalam sehari!”
Aku menggeleng tak percaya. Bahkan kemarin dia sangat lemas. Dan sekarang dia seperti kelinci energizer biasanya. Ting….tong.. kudengar bel pintu itu berbunyi
“Aku akan membukakannya,” ujarku lalu melangkahkan kaki ke sana. Aku tersenyum kecil melihat benda persegi panjang di tangan tamu itu
“Annyeonghaseyo, Tuan. Saya kesini untuk mengantarkan figuranya. Tolong ditandatangani surat penerimaannya”

~Sooyoung POV~
“Gamsamida.”
Aku menoleh ke arah pintu itu. Kulihat kyuhyun masuk ke dalam sambil membawa sebuah kardus berbentuk persegi panjang.
“Itu apa?”
“Kau mau lihat?”
Dia membuka kardus itu. Membiarkan aku tercengang di tempatku. Itu…foto dimana kyuhyun memegang tanganku sambil membentuk keramik
“Kapan mereka memotretnya?”
“Saat jam pelajaran.”
“Mwo?”
“Kaja, kita memasangnya,” ujarnya sambil menarik tanganku. Namja ini memang sering melakukan hal tak terduga dan seenaknya.
“Kita pasang di sana,” ujarnya sambil menunjuk tembok di atas tempat tidurnya
Aku hanya mengangguk dan menyetujuinya saja. Jujur,aku tidak sadar kapan foto ini diambil. Ini idenya? Entahlah.

———————————————-

~Seohyun POV~
Kelas seni. Lagi. Dan aku terjebak disini dengan kebosananku. Haish.. kenapa untuk menjalankan misi saja, aku perlu berkuliah disini. Aku menyandarkan kepalaku ke meja dan tidur. Aku tidak ingin memedulikan penjelasannya

~Kyuhyun POV~
Kelas sudah selesai. Aku sekarang berdiri di depan mahasiswi itu. Mahasiswi yang tertidur di kelasku. Aku memangku tanganku, menggeleng tak percaya. Sejujurnya aku tidak mengerti alasan mengapa dia berada di sini.
“Hei,” aku menggoyangkan tangannya. Dia tidak bangun
“Seo Joohyun ssi, irreonaseyo.”
Tidak ada reaksi. Baiklah, tidak ada jalan lain
“Yaa! Seo Joohyun!”
“Ne sonsaeng?”
Aku menarik nafas dalam
“Apa suaraku seperti lullaby yang menidurkanmu eoh?”
“Mianhamnida..”
“Haish… kau itu benar-benar keterlaluan. Bagaimana kau bisa mahir membuat tembikar apabila kau tidak memperhatikan penjelasanku?”
Dia hanya menundukkan kepalanya
“Jika kau tidak niat mengikuti kelasku, sebaiknya kau mengundurkan diri. Karena hanya orang-orang dengan kecintaan pada seni yang bisa berada di kelasku, arraseo?”
“Ne, sonsaengnim.”
Aku melangkahkan kaki keluar kelas. DIbandingkan dengan sooyoungie, dia tidak ada apa-apanya. Aku tersenyum kecil. Aneh. Kenapa aku jadi memuji yeoja itu? Aku tidak mengerti dengan diriku akhir-akhir ini. Tapi dia membuatku menjadi gila. Sejak kapan cho kyuhyun menghabiskan waktunya di rumah? Padahal yeoja itu tidak melakukan apapun. Tapi entah kenapa aku merasa menjalani pernikahan yang sesungguhnya. Dan kurasa…aku tahu alasannya…
Drtt..
Cellphoneku bergetar. Aku mengambilnya dari sakuku. Minho?
“Yeoboseyo?”
“Kyuhyun ah…Ada yang harus kubicarakan..mengenai harabeoji.”

———————————————–

~Sooyoung POV~
“JInjja? Dia menemanimu membuat tugas?”
Aku mengangguk sambil memakan ttokbokkiku. Kulihat yuri memangku dagunya sambil menghela nafas
“Yaa! Jangan memandangku seperti itu.”
“Aku benar-benar iri padamu, sooyoung ah. Siapa namja yang akan melakukan hal itu padaku?”
“Minho oppa.”
“Haish..sepupumu itu menyebalkan dan seenaknya kau tahu!”
“Kau pikir kyuhyun tidak eoh?”
“Memangnya, apa yang kyuhyun lakukan?”
“Dia sering seenaknya menarik tanganku dan..”
“Kyaaa! Ini seperti adegan di drama! Kau tahu, katanya itu untuk mempersingkat waktu dan..”
“Kwin Yuri, berhentilah berbicara soal drama.”
“Tapi..youngie. Kurasa..jangan-jangan kyuhyun..menyukaimu?”
“Uhuk..”
Aku mengambil airku dan meminumnya. Bahkan kata-kata itu sukses membuat ttokbokkiku tersangkut di leher.
“Tidakkah kau pikir ini benar? Namja selalu bertindak seperti itu pada yeoja yang disukainya. Kurasa kyuhyun..”
“Mana mung..”
Sret. Kurasakan seseorang menarik tanganku. Lagi-lagi namja itu
“Kau mau membawaku kemana kali ini?”
Dia hanya diam. Membuatku tambah kebingungan. Dia masuk ke mobil, kemudian hanya diam dan tidak menstarter mobilnya
“Dengarkan dengan tenang.”
“Ne?”
“Tadi, Minho menelponku. Dia mengabarkan soal kesehatan harabeoji,” ujarnya yang membuatku terdiam
“Harabeoji?”
“Kondisi harabeoji memburuk. Dia membutuhkanmu disana. Setelah kupertimbangkan, kurasa sebaiknya kita pindah ke rumahmu. Ini demi kesehatan harabeoji. Dia terus memikirkanmu. Dan hal ini bisa berakibat fatal bagi kesehatannya. Kau mengerti maksudku kan?”
“Ne.”

——————————————————

~Kyuhyun POV~
“Sudah lama aku tidak pulang kesini,” ujarnya saat turun dari mobil
Aku tersenyum kecil. Kami memasuki rumah itu. Dia melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah sebuah kamar. Saat dia membuka pintunya, kulihat harabeoji disana, tersenyum dengan selang oksigen di hidungnya
“Harabeoji..” youngie berhambur memeluknya. Aku membungkukkan badanku untuk menyapanya
“Haish..minho. Kenapa kau memberitahu mereka?”
“Mianhamnida harabeoji.”
“Harabeoji, kenapa harabeoji tidak mengabariku kalau harabeoji sakit? Aku kan bisa menjagamu disini.”
“Kau sudah menikah. Dan aku tidak ingin mengkhawatirkanmu.”
“Dengan begini, harabeoji membuatku tambah khawatir.”
“Kau terlalu berlebihan. Aku sehat-sehat saja.”
Youngie memegang tangannya
“Harabeoji…mulai hari ini, harabeoji tidak perlu khawatir lagi. Aku dan kyuhyun, kami sudah memutuskan akan tinggal disini.”
“Jinjjayo?”
“Ne, harabeoji,” ujarku
Seketika senyuman di wajah harabeoji terkembang. Guratan di dahinya menipis. Dia menghela nafas lega. Membuatku mengetahui kekhawatirannya pada cucu kesayangannya. Kau memang mudah dicintai, sooyoungie
“Apa benar, tidak masalah?” tanya harabeoji
“Tentu tidak. Disini aku bisa menjaga harabeoji dan..”
“Hei, aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada kyuhyun,” ujar harabeoji dengan nada pura-pura memarahi. Membuat youngie mengercutkan bibirnya

~Sooyoung POV~
“Itu bukan masalah. Bagiku melihat youngie bahagia sudah lebih dari cukup.”
Aku hanya diam mendengarnya. Kulihat dia tersenyum pada harabeoji. Entah kenapa aku merasa senang mendengar kata-kata itu. Padahal.. mungkin saja dia hanya berakting di depan harabeoji. Akhirnya aku hanya ikut tersenyum
“Pelayan, tolong siapkan kamar untuk mereka dan benahi barang-barang mereka.”
“Algesseumnida.”
Setelah pelayan pergi, kulihat harabeoji tersenyum
“Kau tahu, sejujurnya aku menduga hari ini akan datang suatu saat nanti. Jadi, kamarmu sudah kurenovasi.”
“Ne?”

—————————————–

~Kyuhyun POV~
Aku memasuki kamar itu. Sedikit tercengang melihatnya. Kamar ini menjadi lebih netral. Dari gayanya yang super feminim menjadi klasik. Tapi sofa itu masih sama. Sofa yang membuat harabeoji memiliki ide untuk menikahkan kami berdua. Aku tersenyum mengingat kesalahpahaman itu. Aku menaruh bingkai foto prewedding kami di nakas. Kulihat dia berdiri di balkon. Memandang pemandangan dari kamarnya
“Aku benar-benar merindukan pemandangan ini.”
Aku ikut berdiri di sampingnya, memandang ke sekitar.
“Hei, kata-kata yang kau buat di depan harabeoji bagus juga,” ujarnya
“Kata-kata yang mana?”
“Yang ‘Itu bukan masalah. Bagiku melihat youngie bahagia sudah lebih dari cukup’.”
Aku tersenyum kecil. Memandang dua mata bulat yang berkaca-kaca itu dengan tatapan yang mengatakan kalau aku serius dengan ucapanku.

~Sooyoung POV~
“Bagaimana kalau itu serius?”
Aku terdiam. Apa aku tidak salah dengar? Lidahku membeku seketika. Apa dia sadar dengan ucapannya? Ayolah. Aku bisa salah paham dengan perkataannya
“Hahahahahaha. Kau ini ada-ada saja.”
“Aku serius, cho sooyoung.”
Aku hanya diam. Kulihat tatapannya memang mengisyaratkan keseriusan. Tapi..
“Apa ini lucu untuk menjadi candaan?”
“Kyuhyunie…”
“Aku merasa seperti orang bodoh selama ini. Memendam perasaanku pelan-pelan, memperhatikanmu diam-diam, padahal aku sudah mengerti keanehanku sejak awal. Tetapi aku tidak bisa menahannya lagi. Saranghae.”
Aku hanya diam. tercengang. bisa dibilang begitu. Bagaimana bisa musuh terbesarku menyatakan perasaannya padaku? Rasanya terlalu klise. Padahal kami membuat perjanjian. Dan di perjanjian itu, 4 bulan lagi kami akan berpisah
“Tapi…”
“Aku memang seorang badboy. Tapi itu dulu. Dan kau mengubahku 360 derajat. Kau benar. Aku sejujurnya adalah pengecut yang takut jatuh cinta, karena aku takut untuk disakiti. Seperti bagaimana appa memperlakukan eomma. Dan aku ingin membuktikan padamu kalau pengecut itu berani menanggung resikonya. Mungkin kau masih meragukanku, dan aku tidak akan memaksamu menjawabnya sekarang. Tapi aku hanya ingin mengutarakannya. Aku tidak ingin dianggap sebagai pengecut oleh yeoja yang kucintai.”
Aku hanya diam. Melihatnya tersenyum dengan sangat tenang. Tetapi aku tidak bisa menjawabnya. Ada banyak hal yang perlu kupertimbangkan. Mengenai pernikahan, masa depan, dan keseriusan. Perlahan, dia mengecup dahiku. Seperti setruman listrik yang mengalir ke seluruh bagian tubuhku
“Kaja, kita turun untuk makan malam.”

————————————————-

~Kyuhyun POV~
Hening. Itulah yang terjadi sekarang. Setelah aku menyatakan perasaanku, suasananya menjadi canggung. Aku sendiri tidak mengerti bagaimana cara mencairkannya.

~Sooyoung POV~
Aku menoleh ke arahnya sekilas kemudian kembali fokus pada televisi. Setelah dia menyatakan perasaannya, aku tidak mungkin bersikap seperti biasanya. Jujur, jantungku berdetak keras sekarang. Apalagi di situasi dimana kami berada di kamar yang sama dan tidak bisa berpisah diam-diam. Harabeoji mengawasi kami. Aku kembali menoleh ke arahnya. Mata kami bertemu. Kami sama-sama bingung bagaimana cara mencairkan suasana. Haish..namja menyebalkan. Seharusnya dia menunggu waktu yang tepat untuk menyatakan perasaannya
“Apa kau punya dvd yang menarik?”
“Ada di laci.”
“Bagaimana kalau kta menonton saja? Lagipula besok hari minggu.”
“Ide bagus.”
Aku mengambil kumpulan dvdku di dalam laci. Mencari dvd yang bagus. Yang jelas bukan romantis.
“Bagaimana kalau yang ini?” tanyanya sambil menunjukkan dvd film horror. Aku mengumpat dalam hati. Bagaimana bisa dvd itu belum kubuang? Itu adalah dvd yang kutonton bersama chinguku saat sma, dimana setelah menontonnya kami tidur sambil berpegangan tangan karena sama-sama ketakutan.
“Kau takut menonton film horror di malam hari?” tanyanya
“Ani!” ujarku. Dia pasti akan menertawakanku kalau aku mengakuinya
“Jinjjayo?”
Aku mengangguk.
“Baiklah.”
Dia mematikan lampunya. Membuatku menggigit bibir bawahku perlahan. Aku tidak boleh takut. Aku pernah menontonnya. Dan aku tidak mungkin takut lagi.

—————————————

~Kyuhyun POV~
“KYAAAAAAAAA!”
Alur film itu terus menegang. Satu demi satu tokoh terbunuh. Tiba-tiba kurasakan dia memegang lengan bajuku. Aku menoleh ke samping. Kulihat dia memejamkan mata. Tangannya bergetar. Aku menarik nafas dalam dan mematikan televisi. Kemudian menyalakan lampunya. Kulihat dia membuka matanya
“Kalau ketakutan, seharusnya katakan saja dari awal.”
“Kau akan menertawakanku.”
“Kau berpikir begitu?”
Dia mengangguk
“Aku sudah berusia 23 tahun. Mana mungkin aku menertawakanmu karena takut dengan film horror?”
Dia hanya diam dan memandangku
“Sekarang sebaiknya kau tidur.”
“Aku..”
“Aku akan tidur di sofa. Kau tidur di ranjang saja.”
Aku mengambil bantal dan kembali ke sofa. Tiba-tiba kurasakan dia menarik bajuku
“Ada apa?”
“Aku..takut tidur sendirian.”
Aku menatapnya. Hening.
“Aku pernah menonton film itu bersama chinguku..setelah itu kami tidur di sana karena sama-sama ketakutan. Aku tidak bisa tidur sendirian..aku takut.”
“Arra.”
Aku menaruh guling di tengah-tengah kami, kemudian tidur di sebelahnya
“Begini cukup kan?”
“Gomawo.”
“Ne.”
Aku memejamkan mataku. Padahal sejujurnya aku tidak bisa tidur. Bagaimana bisa aku tidur di sebelah yeoja ini? Sekarang saja, jantungku terasa ingin copot.

~Sooyoung POV~
Aku tidak bisa tidur. Jelas saja, bagaimana bisa aku tidur dengan damainya di saat aku baru selesai menonton film horror dan sekarang ada seorang namja yang tertidur di sampingku. Meskipun berbatasan guling, tetap saja aku takut. Aku menurunkan guling itu perlahan untuk melihatnya.Tersenyum kecil melihatnya memejamkan mata. Mungkin saat inilah aku bisa melihatnya dengan puas, tanpa dia merasa kalau aku memperhatikannya
“Tidurlah, jangan memperhatikanku terus,” ujarnya
Aku mengercutkan bibirku. Dia pura-pura tidur? Haish..menyebalkan. Dia pasti besar kepala sekarang. Kurasakan dia meraih tanganku
“Kau tenang saja. Aku tidak akan berbuat apapun selama kau belum menjawabnya.”
Seketika aku terdiam. Kulihat dia tersenyum dan memejamkan mata
“Jaljayo.”
Tanganku terasa hangat. Mungkin karena tangannya lebih besar. Baru pertama kali aku berpegangan tangan seperti ini dengan seorang namja. Perlahan mataku terpejam. Sepertinya mimpi hari ini akan menjadi mimpi indah

——————————————————

~Kyuhyun POV~
Matahari menembus jendela kamar. Kurasakan tangannya merangkul lenganku dengan manja. Entah kemana guling yang membatasi kami. Aku tersenyum memandang wajah tenang itu. Merasakan kulitku bersentuhan dengannya sudah terasa sangat indah.Pagi yang cerah. Itulah judul hari ini. Aku melepaskan tanganku perlahan. Mengembalikan guling itu di posisinya dan pergi ke balkon. Udara musim semi terasa sangat sejuk.

~Sooyoung POV~
“Hoaaam…”
Aku meregangkan otot punggungku. Menengok ke sekitar. Kyuhyun menghilang dari tempatnya. Aku membuka gorden kamarku. Kulihat dia disana. Berdiri di balkon. Aku beranjak ke sebelahnya. Kulihat dia memejamkan matanya. Membiarkan udara musim semi bertiup mengenai wajahnya
“Ini sangat menyejukkan.”
Aku mengangguk dan ikut memejamkan mata. Kicauan burung dan udara yang sejuk memang menenangkan.
“Kurasa kita harus turun untuk sarapan”
“Ne.”
Kami menuruni anak tangga. Pergi ke ruang makan. Kulihat harabeoji di sana. Duduk di kursinya. Dia..
“Annyeong sooyoungie, kyuhyunie!”
“Harabeoji, harabeoji kan masih dalam masa pemulihan.”
“Hahhahaa. Tidakkah kau lihat? Aku baik-baik saja sekarang. Berkat kedatangan dua cucuku.”
Aku duduk di sebelahnya dan mengambilkan roti untuknya. Kulihat harabeoji memberi tanda x
“Berikan dulu pada nampyeonmu.”
Aku menurutinya. Kurasakan kyuhyun mengusap kepalaku
“Gomawo.”
Aku hanya tersenyum dan bertanya-tanya. Aku sendiri sepertinya menjadi aneh

~Kyuhyun POV~
Kami memutuskan untuk menghabiskan hari minggu di rumah. Akhirnya, aku sedang mencuci mobil sekarang bersamanya. Ini perintah harabeoji yang tidak ingin melihat kami melamun di rumah. Kulihat dia memainkan spons berbusa itu di kaca mobil. Tiba-tiba terbesit keinginanku untuk mengerjainya. Aku mengarahkan selang air itu hingga membasahi bajunya
“Kyuhyun!!”
“Hahahahhaa”
“Haish…lihat pembalasanku!”
Dia mengambil selang air di sebelahnya dan ikut menyemprotkannya ke arahku
“Rasakan ini Cho Kyuhyun!”
“Kau juga! Rasakan ini Cho Sooyoung!”

~Minho POV~
“Mereka terlihat sangat serasi,” ujar harabeoji yang tersenyum ceria melihat dua orang itu saling menyemprotkan satu sama lain
“Kekanak-kanakkan,” ujarku
“Tapi romantis. Aku jadi ingat masa mudaku, min. Hahahhaa. Kau harus cepat menyusul mereka!”
“Itu pasti.”

~Sooyoung POV~
Setelah selesai mandi, aku merapikan rak bukuku. Tiba-tiba sebuah buku tebal menarik perhatianku. Aku membukanya. Ini.… diary yang kubeli saat aku masih SMA. Dimana para chinguku sibuk menulisnya. Karena penasaran, aku membelinya dan ikut mencoba menulis. Hasilnya? Aku tidak pernah menulis apapun disana karena tidak ada waktu. Aku mengambil pulpenku. Tanganku bergerak sendiri. Menulis sesuatu disana
“Hari Minggu yang cerah. Pagi yang indah dimana udara terasa sejuk dan menenangkan. Aku senang melihat harabeoji sembuh dan tersenyum.”
Itu diarymu?” tanya kyuhyun yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangku. Aku cepat-cepat menutupnya. Kyuhyun mengambilnya dan membacanya
“Kau baru mulai menulis?”
“Ne. Aku..hanya bosan dan kurasa menulis buku harian bukan hal yang buruk,” ujarku
Kulihat dia tersenyum. Membuatku tahu maksudnya
“Kalau begitu, aku boleh ikut menulis disini?”
“Terserah.”
Dia menulis dengan tinta biru di sana. Membuatku penasaran. Kenapa tulisannya sangat panjang? Dia memberikan diary itu padaku. Kulihat halaman pertama diberi garis di tengahnya
“Bagian atas adalah punyamu yang bertinta pink, bagian bawah adalah punyaku yang bertinta biru.”
Aku membaca tulisannya. Tulisannya tergolong rapi untuk namja. Tapi isinya..
“Hari minggu yang cerah. Cho Sooyoung bergelut manja di lenganku tadi pagi. Setelah itu, kami mencuci mobil dan bermain air. Cho Sooyoung masih gengsi untuk mengakui perasaannya. Jadi Cho Kyuhyun akan menunggunya. Sementara ini, alamatku berada di sofa :) Saranghae”
Aku tercengang membacanya. Ini benar-benar memalukan. Aku bergelut manja di lengannya? Kulihat dia tersenyum penuh kemenangan.
“Itu diary, aku hanya menulis yang sejujurnya saja,” ujarnya lalu menaruh bantalnya di sofa. Mencium keningku dengan cepat tanpa izin
“Jaljayo.”

————————————————————

~yuri POV~
“Kyaaaaaaa! Ini benar-benar romantis!! Lalu kau bilang apa?”
“Aku…masih harus mempertimbangkannya.”
“Yaaa! Babo! Apalagi yang kau tunggu?”
Dia hanya diam. Meminum jusnya
“Aku mengerti. Kau sejujurnya tidak menunggu apapun. Kau hanya mencari alibi karena kau tidak mau mengakui perasaanmu.”
“Yul!!!”
“Youngie, tidak semua namja bisa menunggu dengan lama. Cepatlah beri dia kepastian.”
Youngie hanya diam dan menarik nafas dalam “Entahlah.”
“Haish…kyuhyun benar. Gengsimu tinggi.”
“MWO?”
“Kau jelas-jelas membalas perasaannya! Bahkan dari bagaimana kau bercerita padaku saja bisa kuketahui. Apalagi dia yang tinggal bersamamu?”
“Yul~!”

—————————————-

~Seohyun POV~
Aku melihat ke arah kalender. Memasuki bulan Februari. Sembilan hari lagi aku berulang tahun. Ke-20. Seketika aku terdiam. Youngie…seperti apa dia sekarang? Aku merindukanmu…sangat.

~Sooyoung POV~
Bulan Februari. Aku tersenyum melihat angka satu itu. Sembilan hari lagi menuju ulang tahunku. Aku melingkari tanggal 10. Tiba-tiba kyuhyun mengambil kalender itu dan melingkari tanggal tiga
“H-2 menjelang ulang tahun cho kyuhyun,” ujarnya lalu memasuki kamar mandi. Aku tersenyum sambil menggeleng melihatnya. Sudah tiga hari dia tidur di sofa. Dan jujur, aku merasa bersalah padanya. Aku mengambil buku diary itu. Kulihat dia sudah menulis disana
“Kyuhyun kneeled down and said, accept me, Cho Sooyoung.  You never have to be alone.I love you and that’s all I really know. I talked to your harabeoji, have picked up the white dress.This is love story, baby just say yes. NB : Aku sudah tahu jawabanmu :p tinggal ingin mendengarnya keluar dari mulutmu”
Dia benar-benar kreatif dalam mengubah lirik lagu. Seketika aku terdiam membaca kata-katanya. Kau benar. Aku kalah.

————————————-

~Kyuhyun POV~
“Kyuhyunie, irreona.”
“Hm…”
“Irreona…”
Aku mengerjapkan mataku perlahan. Kulihat sebuah cahaya menerangi mataku. Youngie disana. Dengan kue tart kecil bertuliskan CKH
“Saengil chukkhamnida, saengil chukkhamnida, saranghae uri kyuhyunie, saenggil chukkhamnida.”
Aku membuat permohonan kemudian meniup lilinnya. Kurasakan dia memelukku
“Saengil chukkhae.”
Aku tersenyum kecil dan memeluknya
“Ne.”
“Aku memiliki hadiah untukmu.”
Dia mengeluarkan diary itu. Aku membukanya cepat-cepat
“Dear, nae Cho Kyuhyun. Saengil chukkhamnida. Mianhamnida karena aku membuatmu menunggu terlalu lama untuk sebuah jawaban. Aku akan memberikan jawabanku sekarang.”
Aku menatapnya. Kulihat dia tersenyum
“Aku belum bisa menjadi istri yang sempurna untukmu karena masih banyak hal yang belum kumengerti tentangmu. Tapi aku akan belajar untuk mengerti dan mencintaimu secara sempurna, oppa. Nado Saranghae”
Aku tersenyum dan memeluknya. Mencium puncak kepalanya
“Aku akan mengajarimu caranya mencintai secara sempurna. Gomawo.”

————————-TBC—————————-

92 thoughts on “Glass Slippers {Part 9}

  1. Omo.. Omo.. Akhrnya.. Next part kisseu.. Kisseu.. Wkwkwk.. Meningkat kan.. Ahhh sngnya couple ini uda eksis kembali mnjd kyuyoung.. Ahh ga sabar ngu jalan crt selanjutnya yg sbnrnya uda di rencanain seo dan komplotannya.. Hmmm.. Smoga aja kyuyoung cinta nya ga goyah.. Hehehe

  2. omooooooo romantis bgt.
    sneng dh akhrny mrka sma2 udh nyadr plus mg.akui prasaan msing2. jd gk sbar bwt nunggu the nextny kkkk
    trnyata cpet jga publishny whhhhooo

    next part bnyakin moment kyuyoungny ya oenn….

  3. syoung uda mulai ingat kejadian masa lalunya walopun dia blm tau apa itu…..
    kyaaaa kyuhyun uda nyatain cinta dan diterima….. ga sabar part 10 ini,,,,, ayo thor………. :)

  4. KyaAaAaAaaAa . .
    Nahan nafas .
    Aqu iri, iri, iri pake tahu pake tempe. . So sweet bnget. . Aqu emang gak salah miliH auThor sbgai biasku . .
    Ni slah satU fF yang paling ku tunggu lo thor . .

    KyuYoung jJjang , . Aku harap seo gak jatUh cinta ma Kyu . . Bisa rumit jadixa. .
    CemunguT . .

  5. Aigo~ akhirnya Kyuyoung jujur juga. Tambah sweet pula, romantic.
    Gengsi=musuh kejujuran :p
    Daebak thor, ditunggu next partnya segera.
    Keep writing ‘nd FIGHTING!! ^^9

  6. Akhirnya mereka saling ungkapin perasaan ny jg..
    Walau soo agak gengsi jg awalnya..
    Tapi dia ungkapin pas ulg thn Kyuppa..
    Tinggal seo..
    Apa dia bakal rusak hub soo dan Kyuppa?
    Klo dia tau soo saudara kembar ny apa reaksinya?

Leave a reply to Nure' SooMappiasse Cancel reply